TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya berduka atas gempa Lombok yang terjadi di Nusa Tenggara Barat pada Ahad, 29 Juli 2019. Dia menyebutkan ada 826 orang yang terjebak di Gunung Rinjani. "Kami ikut berduka," ucap dia di Kantor Kementerian Pariwisata, Senin, 30 Juli 2018.
Baca: Gempa Lombok, Pemda NTB Catat Ada 500 KK Terdampak
Arief menuturkan pasca terjadinya gempa bumi tersebut, beberapa perwakilan negara menghubunginya. Untuk memastikan nasib warganya di sana. "Thailand dan Malaysia yang paling agresif," ucap dia.
Setidaknya ada 170 warga Thailand yang terjebak di Gunung Rinjani. Arief berujar, pemerintah Thailand langsung mengirimkan bantuan untuk evakuasi para turis yang terjebak di sana.
Pemerintah Malaysia juga agresif memastikan nasib warganya. Setidaknya satu Warga Negara Malaysia, Aisyah, 30 tahun, meninggal dunia saat melakukan pendakian di Gunung Rinjani.
Arief menjelaskan saat ini jenazah Aisyah sudah diturunkan dari Gunung Rinjani dan akan segera dikirim ke Malaysia. "Saya sudah pastikan maskapai Garuda Indonesia yang akan mengurus," ucap dia.
Berdasarkan laporan juga terdapat longsor cukup besar di Gunung Rinjani. Material longsoran mengarah ke utara pasca gempa 6,4 skala Richter. Saat ini jalur pendakian ke Gunung Rinjani ditutup. Aparat masih melakukan pemantauan terhadap dampak longsor yang ada.
Gempa bumi mengguncang Lombok, Bali, dan Sumbawa sejak pukul 05.47 WIB, kemarin. Hingga pukul 09.20 WIB, BMKG mencatat telah terjadi 66 kali gempa susulan.
Baca: Gempa Lombok, Banyak Pendaki Gunung Rinjani Diduga Menjadi Korban
Gempa tersebut dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat, Sumbawa Besar, Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja, Gianyar dan beberapa wilayah di Bali. Sementara itu, BMKG mengimbau agar masyarakat tetap tenang. BMKG menjamin gempa Lombok tidak berpotensi tsunami.