TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat langsung menerjunkan tim ke lokasi gempa Lombok yang terjadi di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Kepala Badan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR Danis Sumadilaga mengatakan hal itu untuk mendata kerusakan infrastruktur yang ada di sana.
Baca: Makin Bertambah, Korban Tewas Gempa Lombok Menjadi 10 Orang
Danis mengatakan dampak dari gempa Lombok tersebut menyebabkan infrastruktur seperti jalan dan jembatan rusak. "Data-data awal kelihatannya kerusakannya cukup berat," kata Danis Sumadilaga saat dihubungi, Ahad, 29 Juli 2018.
Gempa bumi tektonik mengguncang Lombok, Bali dan Sumbawa hari ini dengan kekuatan 6,4 skala Richter. Gempa yang terjadi sekitar pukul 05.47 WIB tersebut terletak pada koordinat 8,4 LS dan 116,5 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 47 km arah timur laut Kota Mataram, Propinsi Nusa Tenggara Barat pada kedalaman 24 km.
Kepala Badan Meteorologi, Klimatalogi, dan Geofisika atau BMKG Pusat, Dwikorita Karnawati meminta masyarakat untuk waspada terhadap gempa bumi susulan. Hal itu meskipun, kata Dwikorita dengan intensitas dan magnitude yang kecil.
"Hingga saat ini pukul 12.00 telah terjadi 104 kali gempa susulan dengan magnitudo terbesar 5,7 SR. Karenanya kami meminta masyarakat untuk tetap waspada namun tetap tenang dan jangan panik," kata Dwikorita dalam keterangan tertulis.
Dwikorita juga meminta masyarakat untuk tidak mempercayai berita hoax yang menyebar pasca gempa. Hingga saat ini, kata dia, BMKG terus memantau perkembangan gempa dari Pusat Gempa Nasional (PGN) Jakarta.
"Guna mengantisipasi munculnya informasi simpang siur dan hoax, BMKG melalui akun Twitter @InfoBMKG akan terus menginformasikan perkembangan gempa," ujar Dwikorita.
Lebih lanjut, Dwikorita menerangkan hasil analisis BMKG bahwa gempa bumi yang terjadi di Lombok merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktivitas Sesar Naik Flores atau Flores Back Arc Thrust. Gempa bumi dipicu deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Guncangan gempa bumi ini dilaporkan telah dirasakan di daerah Lombok Utara, Lombok Barat, Lombok Timur, Mataram, Lombok Tengah, Sumbawa Barat dan Sumbawa Besar pada skala intensitas II SIG-BMKG (IV MMI), Denpasar, Kuta, Nusa Dua, Karangasem, Singaraja dan Gianyar II SIG-BMKG (III-IV MMI). Sementara di Bima dan Tuban II SIG-BMKG (III MMI), Singaraja pada skala II SIG-BMKG atau III MMI dan Mataram pada skala II SIG-BMKG atau III MMI. "Gempa Lombok ini tidak berpotensi tsunami," kata Dwikorita.