TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia mesti membuka pasar-pasar ekspor baru untuk ekspansi ekspor produk halal. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas Bambang Brodjonegoro mengatakan salah satu pasar potensial di masa depan adalah Afrika.
BACA: Bappenas: Industri Halal Bisa Jadi Solusi Defisit Transaksi
"Jangan underestimate, Afrika adalah pasar masa depan. Sekarang penduduknya satu miliar dengan 40 persen adalah muslim, growthnya akan sangat tinggi," ujar Bambang di Gedung Bappenas, Jakarta, Rabu, 25 Juli 2018.
Berbicara produk halal, Bambang mengatakan tujuan ekspor Indonesia saat ini masih berfokus ke India, Cina, dan Amerika Serikat. Artinya, tujuan ekspor Indonesia masih dikendalikan oleh pasar.
Indonesia, ujar Bambang, masih belum memaksimalkan ekspor ke negara konvensi Islam, seperti Uni Emirat Arab dan Mesir. "Masih kecil," kata dia. Artinya, Indonesia masih memiliki ruang peningkatan ekspor di pasar tersebut.
Selain pasar, Indonesia juga masih terlalu banyak mengandalkan produk olahan kelapa sawit sebagai komoditas ekspor. Sementara, produk-produk halal olahan non sumber daya alam masih belum digarap serius.
BACA: Level Kemiskinan 1 Digit, Penduduk Rentan Miskin Masih Belum Aman
Apabila dibandingkan dengan Malaysia, pengelolaan produk halal di Indonesia masih ketinggalan. Bambang mengatakan pemerintah Malaysia berani mengklaim negaranya sebagai hub islamic halal lantaran mereka telah serius mengelola bukan hanya sektor keuangan syariah, namun juga sektor riil.
Secara umum, Bambang mengatakan ada tiga strategi Indonesia meningkatkan ekspor produk halal Indonesia, antara lain menjaga pasar yang sudah ada, menciptakan pasar baru, dan mengembangkan produk baru.
"Itu yang akan menjadi fokus kami di 2019, selain memfasilitasi ekspor dan mengelola impor," ujar Bambang. Dengan demikian, ketidak seimbangan neraca akibat impor bisa diatasi.
"Meski kita sudah ekspor, tapi impornya juga banyak, termasuk busana muslimah ternyata didominasi impor," kata Bambang, Kepala Bappenas.