TEMPO.CO, Jakarta - Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) tengah gencar mengampanyekan platform Go Startup Indonesia di berbagai komunitas. Direktur Akses Non Perbankan Bekraf, Syaifullah mengatakan platform tersebut diharapkan menjadi arena berbagai ekosistem start up (usaha rintisan) untuk bisa berkomunikasi dan menjalin relasi serta berkolaborasi.
"Kami sifatnya memfasilitasi, jadi kalau ada start up itu kekuatannya di mana, teknikal atau manajemen, bisa bertukar. Supaya saling melengkapi, memberikan informasi dan belajar," kata Syaifullah saat mempresentasikan Go Start Up Indonesia di Ruang dan Tempo, Gedung Tempo, Jakarta Barat, Rabu, 11 Juli 2018.
Baca juga: Startup Berbasis Blockchain Hara Target 2 Juta Petani pada 2020
Syaifullah menceritakan ide ini muncul karena selama ini sebagian start up dinilai berjalan sendiri-sendiri. Akibatnya, perkembangan (development) dan peningkatan jumlah (scalling up) start up menjadi tak maksimal.
Syaifullah menuturkan, pada tahap awal Bekraf akan mendata keseluruhan start up yang telah ada saat ini. Data ini nantinya bakal berisi profil dan portofolio milik start up. Diharapkan hal ini bisa menjadi informasi awal baik kepada start up lain maupun investor untuk bisa saling berkomunikasi, belajar dan berkolaborasi.
Kemudian, Go StartUp diharapkan bisa menjadi ajang pertemuan antara tim start up dengan talent atau tenaga ahli (pekerja) yang dibutuhkan. Soalnya, banyak start up seringkali kesulitan mencari pekerja yang dinilai ahli di bidangnya
"Jadi bisa menghubungkan antara start up dengan talent atau orang yang punya kemampuan yang mumpuni misalnya soal programmer atau di aspek manajerial," kata dia.
Tak hanya itu, data tersebut diharapkan bisa memancing ketertarikan investor untuk berinvestasi kepada start up tersebut. Karena itu, Syaifullah berharap Go Startup Indonesia bisa menjadi ajang untuk mempromosikan mengukur kemampuan dari start up. Sekaligus menjadi ajang untuk mencari pasar yang teruji bagi start up tersebut.