TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menargetkan mobil perdesaan atau yang kerap disebut Alat Mekanis Multiguna Pedesaan (AMMDes) bisa diproduksi massal pada Januari 2018. Saat ini, pengembangan produksi AMMDEs yang dilakukan PT Kiat Mahesa Wintor Indonesia (PT KMWI) sudah pada tahap finalisasi prototipe dan uji coba.
"AMMDes ini akan di-launching pada pagelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 yang rencananya dibuka oleh Bapak Presiden Joko Widodo,” kata Airlangga dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Rabu, 27 juni 2018. GIIAS 2018 dijadwalkan berlangsung pada bulan Agustus mendatang.
BACA: Menteri Airlangga Tegaskan Tak Akan Batasi Harga Mobil Desa
Airlangga mengatakan saat ini pengujian yang berlangsung di kawasan Bogor itu dilakukan terhadap performa dan daya tahan unit AMMDes secara parsial, yang meliputi mesin, sasis, suspensi, transmisi, dan lain-lain. “Hasil pengujian dilakukan untuk menyempurnakan rancangan AMMDes,” kata dia.
Untuk pengembangan ke depannya, PT KMWI juga menyiapkan beberapa desain platform AMMDes melalui pengembangan power train dan sasis. Misalnya, untuk kendaraan yang akan diaplikasikan di daerah datar dan perbukitan dengan kemiringan 20-30 derajat, menggunakan penggerak diesel dan bensin.
BACA: Inilah Spesifikasi Mobil Desa Kiat Mahesa Wintor
Dirjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi dan Elektronika (ILMATE) Harjanto menyampaikan, Kemenperin berkomitmen memberikan dukungan nyata dalam program pengembangan AMMDes. Menurut dia, hal ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk membangun Indonesia dari pinggiran, serta mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis.
“Sesuai dengan filosofinya sebagai alat kerja yang multiguna, AMMDes dirancang dengan fungsi multiguna, fungsi transportasi untuk memobilisasi hasil-hasil pertanian dari desa ke kota, serta fungsi alat produksi untuk meningkatkan produktivitas pertanian di pedesaan,” kata dia.
Dengan fungsi multiguna tersebut, lanjut Harjanto, AMMDes dapat membantu Kelompok Usaha Bersama (KUB), Koperasi, Gapoktan, Bumdes dan kelompok petani atau nelayan lainnya untuk mengangkut dan memproduksi hasil panennya, membantu memperlancar penyediaan sarana produksi serta membantu mempercepat distribusi barang antara kota dan desa.
“AMMDes ini dilengkapi spesifikasi teknis khusus untuk dapat mengakses daerah-daerah yang selama ini pembangunan infrastrukturnya tertinggal. Dengan akses yang lebih bagus akan menstimulus kegiatan ekonomi di wilayah tersebut sehingga mengurangi ketimpangan antara desa dan kota,” ujar Harjanto.