TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau BNI menyiapkan sejumlah strategi untuk mencapai target pertumbuhan laba sebesar 12 - 15 persen pada tahun ini. Salah satunya adalah dengan mendorong pertumbuhan kredit hingga mencapai 13-15 persen secara year on year di akhir tahun 2018.
Direktur Keuangan BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan pihaknya akan mendorong pertumbuhan kredit yang selektif dan fokus pada core bisnis, yaitu pertumbuhan kredit korporasi, baik bagi BUMN maupun korporasi swasta. "Selain itu, kredit konsumer dan kredit kecil akan terus kami kembangkan sebagai penopang bisnis utama," ujarnya, Senin, 25 Juni 2018.
Baca: BNI Fasilitasi Ojek Kapal Pulau Pramuka Jadi Agen46 Terapung
Selain itu, kata Anggoro, BNI akan menjaga kualitas pembiayaan. Perseroan menargetkan rasio Non Performing Loan (NPL) di kisaran 2,3 -2,4 persen. Di samping itu, BNI akan memaksimalkan pendapatan non bunga atau Fee Based Income (FBI).
Anggoro menuturkan FBI perseroan ditargetkan tumbuh 12 -15 persen pada akhir tahun ini. "Kami akan terus memaksimalkan pendapatan non bunga baik dari yang berasal dari korporasi, seperti trade finance dan garansi bank, maupun dari ritel seperti remintansi dan bisnis kartu," tuturnya. BNI juga akan melakukan efisiensi dengan memanfaatkan teknologi dan layanan perbankan digital seperti digital branches dan kerja sama dengan Agen46.
Baca: BNI: Bunga Kredit Segmen Menengah Masih Tinggi
Sebelumnya, Direktur Teknologi dan Informasi BNI Dadang Setiabudi sempat mengungkapkan BNI tengah mengembangkan beberapa layanan cabang digital di kota besar seperti Jakarta, Bandung, Jogja, Bali, Surabaya, dan Medan. Di cabang digital, seluruh proses pelayanan dilakukan secara digital, seperti pembukaan rekening dengan teknologi video banking dan penyetoran tanpa teller.
Ada pula pengembangan layanan berbasis Application Program Interface (API). Layanan open service berbasis digital ini dapat memberikan kemudahan bagi nasabah korporasi dan perusahaan teknologi finansial.
Terakhir, BNI akan terus mengembangkan layanan Mobility Channel Banking yang sudah dikembangkan sejak 8 tahun lalu. Salah satu produknya adalah layanan pembayaran digital menggunakan kode Quick Response (QR) yang disebut dengan Yap!