TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan tanggapan mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang berada di angka 14.102. Menurut dia, pergerakan nilai tukar rupiah akan dinamis, sehingga harus dilihat benchmark dengan negara lain.
"Kita harus lihat benchmark dengan negara lain maupun US dolar sendiri. Karena setiap hari selalu ada pemicunya. Apakah hari ini Presiden (Amerika Serikat Donald) Trump bilang ini, kemudian policy kepada RRT (Republik Rakyat Tiongkok), lalu RRT melakukan retaliasi, lalu ECB melakukan apa dan sebagainya," kata Sri Mulyani di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 25 Juni 2018.
Baca juga: Neraca Perdagangan Defisit, Sri Mulyani Sudah Bicara ke Jokowi
Dalam situs resmi Bank Indonesia, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau JISDOR mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di angka 14.102 pada penutupan Jumat, 22 Juni 2018. Angkat tersebut menunjukkan pelemahan 12 poin dari nilai sebelumnya, yaitu Rp 14.090 pada penutupan Kamis, 21 Juni 2018.
Sedangkan pada 22 Juni 2018, kurs jual US$ 1 terhadap rupiah sebesar 14.173 dan kurs beli 14.031.
Simak pula: Menteri Keuangan Sri Mulyani Sebut Ini Cara Agar Neraca Perdagangan Tak Defisit
Menurut Sri, pergerakan nilai tukar rupiah akan terus dinamis dan bakal direspons pemerintah meski tida harian. Pemerintah, kata Sri, akan menjaga pergerakan nilai tukar rupiah dalam jangka menengah dan panjang.
Selama 2018, kata Sri Mulyani, pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara bisa baik. Pemerintah juga terus menjaga stabilitas nilai tukar dan inflasi.
"Momentum perekonomian kita akan jaga. Maka kita akan banyak sekali segi itu. Jadi kita tidak merespons (nilai tukar) setiap hari. Namun kita melakukan monev (monitoring dan evaluasi) secara bersama-sama," ujar Sri Mulyani.