TEMPO.CO, Jakarta - Setelah video yang berisi adu argumen di dalam kereta mendadak viral sejak akhir pekan lalu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) mengambil langkah pengamanan sebagai antisipasi. "Kalau pengamanan pasti kita prioritaskan," ujar Kepala Humas PT KAI, Agus Komarudin, ketika dihubungi Tempo, Senin, 28 Mei 2018.
Salah satu antisipasi pengamanan yang dilakukan KAI, kata Agus, adalah dengan memasang metal detector untuk dilalui para penumpang sebelum masuk stasiun kereta. Alat ini sebelumnya juga sudah diminta diadakan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi setelah rentetan teror bom beberapa waktu lalu.
Baca: Viral, Video KAI Turunkan Penumpang Kereta Mengaku Teman Teroris
Tak hanya, metal detector tapi juga mesin X-Ray di stasiun besar kereta api yang melayani perjalanan kereta jarak jauh diminta dipasang untuk meningkatkan pengamanan di masa mudik Lebaran 2018. "Saya tidak hanya berpikir X-Ray, tetapi juga pakai metal detector. Jadi bukan hanya X-Ray," ungkap Budi Karya, Jumat, 18 Mei 2018 lalu.
Seperti diketahui, sebuah video yang berisi adu argumen di dalam kereta mendadak menjadi viral sejak akhir pekan lalu. Pasalnya, dalam video berdurasi 32 detik itu, terdapat seorang perempuan yang berseteru dengan petugas keamanan PT Kereta Api Indonesia (KAI) sampai akhirnya mengaku sebagai teman teroris.
"Saya yang nantang, Pak. Bapak diam. Saya yang nantang sekarang," ucap perempuan berjilbab hitam dengan warna baju senada itu, Sabtu, 26 Mei 2018. Tak berhenti di situ, dia pun mengatakan, "Bapak tahu? Teman saya, yang kalian tangkap, teroris. Itu teman-teman saya. Saya yang nantang."
Perempuan itu duduk di bangku penumpang dekat jendela. Dengan suara tinggi, ia berbicara dengan petugas keamanan berseragam warna biru gelap yang tengah berdiri. Tangan kiri perempuan itu memegang ponsel putih dan tangan kanannya menunjuk-nunjuk petugas keamanan sembari berbicara.
Manajer Bagian Hubungan Masyarakat PT KAI Daop 3 Cirebon Krisbiyantoro membenarkan hal tersebut. Ia menyebutkan pihaknya terpaksa menurunkan seorang penumpang yang dianggap mengganggu perjalanan kereta karena mengaku sebagai teman teroris. Sebelumnya penumpang itu menaiki kereta Jayakarta Premium tujuan Jakarta dari Stasiun Solo dan kemdian diturunkan secara paksa di Stasiun Cirebon.
"Kapasitas kami hanya bisa menurunkan penumpang akibat penumpang tersebut sudah dianggap mengganggu kenyamanan pengguna jasa kereta api lain," tutur Krisbiyantoro, Ahad, 27 Mei 2018.
Lebih jauh Krisbiyantoro menjelaskan pihaknya akhirnya memperbolehkan penumpang yang bernama Dewi Mustika Rini itu kembali naik kereta keesokan harinya. Pasalnya, orang tersebut dinilai sudah memenuhi syarat untuk membeli tiket.
Setelah video viral itu tersebar, KAI tetap memantau gerak-gerik penumpang tersebut setelah diturunkan di Stasiun Cirebon. Dari pantauannya pada keesokan harinya, Dewi kembali menaiki kereta. "Sekitar pukul 10.00 WIB, penumpang tersebut muncul lagi di stasiun untuk jajan dan membeli tiket kereta di loket go show," kata Krisbiyantoro.