TEMPO.CO, Jakarta - PT Pegadaian (Persero) meraup kenaikan omzet sekitar 10 persen selama awal Ramadan. Jika pada akhir April 2018 omzet yang diterima perusahaan pelat merah itu mencapai Rp 44 triliun, angkanya naik pada pertengahan bulan berikutnya.
"Sampai 23 Mei lalu, omzet kami mencapai Rp 53 triliun," ucap Direktur Operasi dan Pemasaran Pegadaian PT Pegadaian Damar Latri Setiawan kepada Tempo, Jumat, 25 Mei 2018.
Baca: Menjelang Ramadan, 90 Persen Produk yang Digadaikan adalah Emas
Damar menjelaskan, omzet Pegadaian selama setahun (yoy) tumbuh 8 persen. Namun, dari sisi pertumbuhan transaksi, jumlahnya relatif sama dengan Ramadan tahun lalu.
Lebih jauh, Damar mengatakan sekitar 95 persen barang yang digadaikan masyarakat pada Ramadan adalah emas. Kebanyakan konsumen, ujar Damar, menggadaikan barangnya pada awal Ramadan untuk membuka usaha. "Buat bikin kue dan sebagainya," tutur Damar.
Ketika memasuki waktu Lebaran, kata Damar, konsumen biasanya bakal menebus barang di Pegadaian. Menurut dia, konsumen saat itu sudah menerima pendapatan dari hasil jualan selama Ramadan atau mendapat tunjangan hari raya (THR) dari perusahaan tempatnya bekerja.
Damar mengatakan, alasan barang tersebut ditebus di Pegadaian kemungkinan untuk dibawa pulang kampung sewaktu mudik. "Nanti, dua minggu atau satu bulan seusai Lebaran, barang itu balik lagi," ucapnya.
Adapun Direktur Utama PT Pegadaian Sunarso menuturkan emas masih menjadi produk gadai yang dominan dari jenis barang lain. Menurut dia, masyarakat pun menukarkan barang untuk menambah modal bisnis. "Bulan puasa kan demand makanan-minuman meningkat, orang ke pegadaian untuk modal kerja. Jadi, bukan melulu karena kepepet (membutuhkan uang)," ujarnya.
Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank (IKNB) II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mochamad Ihsanuddin sebelumnya membenarkan bahwa transaksi di pegadaian akan meningkat menjelang Lebaran. "(Bisnis gadai) menggeliat di bulan puasa. Kenaikan berapa persen, kami belum tahu," ucapnya kemarin.
Menurut dia, pegadaian tak hanya diserbu masyarakat yang ingin memperoleh uang secara cepat. Ada juga kebutuhan menitipkan barang mahal saat sedang mudik.
GHOIDA RAHMAH | YOHANNES PASKALIS