TEMPO.CO, JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan pemerintah akan terus mempersiapkan berbagai sumber pembiayaan utang negara, khususnya di tengah ketidakpastian perkembangan pasar global.
"Kami juga melihat kondisi dari pasar utang negara dalam mengantisipasi ketidakpastian itu," tutur Sri Mulyani saat konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat, 11 Mei 2018.
Sri Mulyani menyebutkan, saat ini, Indonesia memiliki potensi pembiayaan utang dari development partner, termasuk bilateral dan multilateral, sebesar US$ 1,3 juta dan 850 juta euro.
Simak: Sri Mulyani Salip Megawati Sebagai Perempuan Tervokal Indonesia
"Pemerintah juga bisa menerbitkan SBN (surat berharga negara) valas samurai bond yang bisa di-upsize. Sekarang ini mencapai 150 miliar yen Jepang," tutur Sri Mulyani.
Ia juga mengatakan Indonesia masih mempunyai Badan Layanan Umum (BLU) yang mampu menyerap SBN hingga Rp 12 triliun. Jadi pembiayaan utang dapat terjaga secara stabil dan berkelanjutan.
"Pemerintah juga telah melakukan mekanisme penerbitan SBN valas melalui metode US SEC self-registration yang mampu digunakan untuk menerbitkan SBN valas setiap saat apabila momentum pasar positif," ucap Sri Mulyani.
Seperti diketahui, akibat gejolak di pasar global, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat telah melebihi batas psikologisnya, yaitu Rp 14 ribu. Pada hari ini, nilai tukar rupiah dibuka pada level Rp 14.073 per dolar Amerika.