TEMPO.CO, Jakarta - Calon Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, menjalani uji kelayakan dan kepatutan di Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hari ini. Dalam presentasinya, Perry menyampaikan ada beberapa tantangan yang dihadapi BI selama lima tahun ke depan.
Tantangan pertama adalah cara Bank Indonesia menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian keuangan global. Salah satu yang diperhatikan adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.
Menurut Perry Warjiyo, pertumbuhan ekonomi harus merata di berbagai daerah, tak hanya di satu wilayah. "Ini tahun yang berat karena harus menjaga stabilitas, tapi juga harus mendorong pertumbuhan," katanya di ruang rapat Komisi XI DPR, Jakarta, Rabu, 28 Maret 2018.
Baca juga: Dicalonkan Sebagai Gubernur BI oleh Jokowi, Ini Janji Perry Warjiyo
Tak hanya itu, calon tunggal Gubernur BI 2018-2023 ini juga fokus pada percepatan pertumbuhan ekonomi. Salah satunya bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa mencapai 6 persen dalam lima tahun.
Menurut Perry Warjiyo, diperlukan sinergi kebijakan BI dengan kebijakan reformasi struktural. Koordinasi BI dan pemerintah pun penting. "Harus dioptimalkan," ujar Perry.
Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Michael Jeno, mengkritik paparan Perry. Menurut Michael, apa yang disampaikan Perry tidak sesuai dengan peran inti Bank Indonesia. Dia mengingatkan, utamanya BI mengurusi persoalan nilai tukar rupiah, suku bunga, dan inflasi.
Perry, bankir dengan karier di Bank Sentral yang kenyang pengalaman di bidang moneter, ditunjuk Presiden Joko Widodo sebagai calon Gubernur BI menggantikan gubernur saat ini, Agus Martowardojo. Perry Warjiyo, yang saat ini masih menjabat Deputi Gubernur BI, mengalahkan tiga kandidat yang disarankan kepada Presiden, termasuk mengalahkan pimpinannya saat ini, Agus Martowardojo. DPR sejak 5 Maret 2018 resmi memproses kelayakan dan kepatutan Perry.