TEMPO.CO, JAKARTA - Perry Warjiyo mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang mengajukan dirinya sebagai calon Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023 menggantikan Agus Martowardojo. Ia pun berjanji untuk mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menjalankan amanah dari Jokowi itu.
"Saya darma baktikan seluruh pemikiran, tenaga, dan hidup untuk menunaikan amanah ini dengan profesionalisme dan integritas yang tinggi," ujar Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry melalui pesan singkat kepada Tempo, Senin, 5 Maret 2018.
Jika nanti telah ditetapkan secara resmi, ia juga berjanji akan mempererat kerja sama dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan, Dewan Perwakilan Rakyat, serta lembaga terkait lainnya. Kerja sama yang dimaksud khususnya dalam hal menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Dalam konteks internal, Perry pun berjanji akan memperkuat dan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran BI.
"Insya Allah kami berkomitmen. Sementara itu dulu, penjelasan detil nanti menyusul ya," tutur Perry.
Baca Juga:
Surat pengajuan nama Perry oleh Jokowi pun telah diterima DPR dalam sidang paripurna hari ini, Senin, 5 Maret 2018. Selanjutnya, akan ada rapat Badan Musyawarah DPR untuk membahas hal ini. Jadwal uji kelayakan dan kepatutan untuk Perry akan diagendakan dalam rapat internal Komisi XI pada Rabu, 7 Maret 2018.
"Belum ada jadwalnya, nanti setelah rapat internal Komisi XI (rencananya) Rabu ini," ujar Anggota Komisi XI DPR, Melchias Marcus Mekeng.
Sebelumnya, ekonom Indef, Bhima Yudhistira, menuturkan Perry Warjiyo adalah sosok internal Bank Indonesia yang berpengalaman, sehingga mampu meningkatkan soliditas di tubuh otoritas moneter. Namun ia dikhawatirkan kurang membuat gebrakan dalam menjawab tantangan global, sehingga membuat Bank Indonesia berada dalam status quo.
Anggota Komisi XI DPR yang membidangi keuangan dan perbankan, Muhammad Purnamasidi, mengatakan, jika terpilih sebagai Gubernur BI, Perry Warjiyo harus membuat kebijakan yang lebih dinamis. Dinamis yang dimaksud adalah baik untuk penguatan kerangka kebijakan moneter dan makroprudensial, lebih maju dan progresif dibanding kebijakan Gubernur Bank Indonesia yang lama.
ADAM PRIREZA | TOMMY ARJANTO | DEWI NURITA