TEMPO.CO, Jakarta - Perdagangan mata uang rupiah pagi ini, Senin, 26 Maret 2018, dibuka di level Rp 13.780 per dolar AS atau menguat 2 poin. Pada Jumat pekan lalu, 23 Maret 2018, rupiah ditutup melemah 27 poin pada level Rp13.782 per dolar AS.
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada, sentimen perang dagang antara Amerika Serikat dengan Cina akan memicu rupiah terus melemah. "Sentimen perang dagang AS dan Cina yang membuat laju rupiah tertahan kenaikannya. Rupiah diestimasikan akan bergerak dengan kisaran pada kisaran support Rp 13.802 per dolar AS dan resisten Rp 13.769 per dolar AS," ujar Reza lewat keterangannya pada Senin, 26 Maret 2018.
Baca: Kenaikan Suku Bunga The Fed Tekan Rupiah di Akhir Pekan
Kenaikan suku bunga The Fed, juga dikhawatirkan akan memicu potensi aliran modal yang keluar dari Indonesia. Namun, di sisi lain, keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan tingkat suku bunga di 4,25 persen.
Menurut Reza, langkah ini akan memperkecil spread atau selisih antara harga jual dan harga beli. Sehingga dikhawatirkan akan memperbesar peluang terjadinya capital outflow.
Bank sentral mencatat kurs tengah rupiah sempat jeblok di awal bulan ini. Per 9 Maret 2018, nilai tukar rupiah jatuh di level Rp 13.794 per dolar AS. Sementara dalam RAPBN 2018, pemerintah menetapkan asumsi makro kurs rupiah di level Rp 13.400 per dolar AS.