TEMPO.CO, Jakarta -Saham PT Jasa Marga (Persero) Tbk. terkena sentimen rencana pemerintah menurunkan tarif jalan tol dengan memperpanjang konsesi. Harga saham emiten berkode JSMR itu terkoreksi 4 persen atau 200 poin ke level Rp 4.800 pada penutupan perdagangan, Kamis, 22 Maret 2018. Pelemahan tersebut melanjutkan tren negatif 25 persen pergerakan sepanjang periode berjalan atau year-to-date (ytd) 2018.
Frankie Wijoyo Prasetio, Branch Manager Phintraco Sekuritas Medan menjelaskan bahwa secara fundamental rencana penurunan tarif jalan tol diperkirakan akan memengaruhi profit margin perseroan. Kondisi itu membuat fund manager menjadi enggan melirik saham JSMR.
“Fund manager biasanya tidak tertartik dengan perseroan yang profit marginnya dibatasi oleh pemerintah,” ujarnya saat dihubungi, Kamis, 22 Maret 2018.
Frederik Rasali, Vice President Research Artha Sekuritas Indonesia menilai bahwa pergerakan saham emiten jalan tol sangat sensitif dengan isu perubahan tarif. Pasalnya, penurunan tarif sejatinya tidak berdampak langsung terhadap peningkatan lalu lintas. “Investor tentu berharap adanya arus kas untuk kompensasi turunnya tarif tol tersebut,” katanya.
Baca juga: Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Baru 48 Persen
Berdasarkan laporan keuangan 2017, beban konstruksi JSMR itu meningkat tajam dari Rp 7,78 triliun pada 2016 menjadi Rp 26,01 triliun. Sementara itu, beban tol dan usaha lainnya justru turun dari Rp 4,02 triliun pada 2016 menjadi Rp3,77 triliun pada tahun lalu.
JSMR membukukan total beban pendapatan Rp29,78 triliun pada 2017. Jumlah itu naik dibandingkan dengan 2016 senilai Rp11,80 triliun.
Perseroan menjaga pertumbuhan EBITDA pada 2017 senilai Rp5,5 triliun atau naik 4,8 persen secara year on year. Margin EBITDA tercatat sebesar 61,4 persen atau tumbuh 2,2 persen dari 2016.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono sebelumnya menawarkan dua opsi untuk menurunkan tarif jalan tol. Pertama, pemerintah akan memperpanjang masa konsesi. Selanjutnya, pemerintah menyederhanakan golongan kendaraan.
BISNIS