TEMPO.CO, Jakarta - PT Jasamarga Balikpapan Samarinda menargetkan penyelesaian pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda pada akhir tahun ini sehingga dapat dioperasikan pada awal 2019.
Direktur Utama PT Jasamarga Balikpapan Samarinda S.T.H. Saragi mengatakan bahwa saat ini progres konstruksi pembangunan proyek tersebut sudah mencapai 48 persen dan pembebasan lahan mencapai 91 persen. "Saat ini tidak ada kendala berat dalam pembangunannya. Saya yakin Desember ini bisa selesai sehingga beroperasi pada awal Januari 2019," ujarnya akhir pekan lalu.
Baca juga: Pembangunan Jalan Tol Balikpapan-Samarinda Baru 48 Persen
Perusahaan optimistis pada sisa waktu 10 bulan tahun ini dapat menyelesaikan pembangunan ruas tol tersebut. Menurutnya, pembebasan lahan belum selesai terkait dengan dokumen administrasi karena jalur Tol Balikpapan-Samarinda melintasi hutan konservasi atau Taman Hutan Raya Bukit Suharto yang masih digarap warga.
Pembangunan jalan Tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,02 kilometer terdiri atas lima seksi. Seksi 1 mulai dari Km 13 hingga Samboja dibiayai dengan APBD Kalimantan Timur dengan nilai kontrak mencapai Rp 1,40 triliun dan panjang 25,07 kilometer.
Seksi 2 dari Samboja hingga Muara Jawa memiliki panjang 23,26 kilometer, seksi 3 sepanjang 21,90 kilometer dari Muara Jawa hingga Palaran, dan seksi 4 dari Palaran hingga Samarinda dengan panjang 17,90 kilometer.
Baca juga: Pemerintah Kebut Proyek Jalan Tol Balikpapan Samarinda
Pembangunan seksi 2, 3, 4 dilakukan oleh PT Jasamarga Balikpapan Samarinda. Perusahaan itu merupakan konsorsium PT Jasa Marga Tbk. dengan kepemilikan 55 persen, PT Wijaya Karya Tbk. (15 persen), PT Pembangunan Perumahan Tbk. (15 persen) dan PT Bangun Tjipta Sarana (15 persen).
Sementara itu, seksi 5 dari Km 13 Balikpapan hingga Bandara Sepinggan dengan panjang 11,09 kilometer dibiayai dari Cina dan sharing APBN senilai Rp 848,55 miliar. "Nanti di ujung seksi 4 Tol Balikpapan-Samarinda akan kami buatkan jalan menyambung dengan Jembatan Mahkota yang ada di Samarinda," kata Saragi.