TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan keuntungan ekonomi yang akan didapatkan Indonesia menjelang pelaksanaan sidang tahunan IMF dan Bank Dunia di Bali senilai Rp 5,7 triliun.
"Dari sisi variabel, pertumbuhan seperti konsumsi, investasi, dan ekternalnya, semua akan bergerak dan dari sisi lapangan usaha sebagian besar bergerak lebih bagus," kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Kabupaten Badung, Jumat, 2 Maret 2018.
Baca Juga:
Baca juga: Lagarde Yakin Delegasi IMF Akan Perpanjang Kunjungan di Bali
Menurut Causa, pihaknya telah menghitung dampak ekonomi yang akan ditimbulkan, baik menjelang dan selama pelaksanaan perhelatan akbar itu pada 8-14 Oktober 2018 mendatang.
Sementara itu, Ketua Satuan Tugas Pertemuan IMF dan Bank Dunia Peter Jacobs menambahkan nilai Rp 5,7 trilun tersebut bukan merupakan biaya yang dikeluarkan, melainkan manfaat yang akan diterima masyarakat, khususnya di Bali.
Pemerintah, kata dia, mengeluarkan dana Rp 800 miliar lebih untuk pertemuan IMF dan Bank Dunia yang akan dihadiri oleh 15 ribu delegasi dari 189 negara di dunia.
"Perputaran ekonomi itu akan menolong pertumbuhan ekonomi Bali. Itu merupakan dampak pertama, belum termasuk dampak lanjutannya," ucap Peter seusai mendampingi kunjungan Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde di BNDCC.
ANTARA