TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan penurunan suku bunga kredit perbankan bisa berlanjut pada 2018, walaupun penurunan suku bunga deposito sudah melandai. Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan, dampak transmisi penurunan suku bunga acuan 7-Day Reverse Repo Rate senilai 200 basis poin sejak Januari 2016 hingga Oktober 2017 akan tetap berlanjut pada 2018.
Menurut dia, bank sentral hanya bisa leluasa memberikan pelonggaran lewat kebijakan makroprudensial. "Kami yakini masih berlanjut, karena pada Januari 2018 terlihat masih ada ruang penurunan suku bunga kredit," ujarnya saat konferensi pers di Bank Indonesia, Jakarta, Kamis, 15 Februari 2018.
Baca Juga:
Sepanjang Januari 2016-Desember 2017, suku bunga kredit baru turun 153 basis poin, sedangkan suku bunga deposito turun 183 basis poin. Pada Desember 2017, tercatat rata-rata suku bunga kredit sebesar 11,30 persen, turun 15 basis poin dari bulan sebelumnya. Sedangkan suku bunga kredit konsumsi saat ini tercatat sebesar 12,54 persen, suku bunga kredit investasi 10,51 persen, dan suku bunga kredit modal kerja 10,75 persen.
Perry menyarankan agar perbankan tak hanya bertumpu pada margin dan pendapatan bunga. Sebab, perbankan mampu mengandalkan pendapatan nonbunga untuk tetap meningkatkan laba.
"Apa yang perlu dilakukan, koordinasi BI-OJK. Jadi penting untuk pastikan suku bunga masih turun," ujarnya. Selain itu, diperlukan peningkatan efisiensi dan pendapatan bank selain bunga.