TEMPO.CO, Mataram - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mulai hari ini menurunkan status Gunung Agung di Bali dari semula status Awas atau Level IV menjadi Siaga (Level III).
"Memang telah turun aktivitas kegempaan vulkaniknya. Kalau semula sehari hingga ratusan kali, kini tidak terjadi,'" kata Kepala Statisun Geofisika Mataram Agus Riyanto, Sabtu 10 Februari 2018 siang. Agus menyebutkan keputusan diambil oleh Kepala PVMBG Kasbani, terhitung pukul 9 Waktu Indonesia Tengah.
Baca: Erupsi Gunung Agung, Sriwijaya Air: Penerbangan ke Bali Normal
Dari surat PVMBG disebutkan bahwa walaupun telah diturunkan statusnya menjadi Siaga, namun aktivitas vulkanik belum mereda sepenuhnya dan masih berpotensi untuk terjadi erupsi. Oleh karena itu semua pihak diminta untuk tetap menjaga kesiapsiagaan.
Selama 73 hari sejak 27 November 2017 hingga 7 Februari 2018 antara lain terekam 34 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 5 - 28 milimeter dan lama gempa 4 - 200 detik, empat kali gempa tremor non harmonik dengan amplitudo 3 - 22 mm dan lama gempa 80 - 1832 detik. 456 kali gempa low frequency dengan amplitudo 2 - 25 mm dan lama gempa 8 - 201 detik.
Ada delapan rekomendasi yang dikeluarkan Kasbani, antara lain agar tidak dilakukan pendakian di area Zona Perkiraan Bahaya hingga radius empat kilometer dari kawah puncak Gunung Agung. Kedua, mewaspadai potensi aliran lahar hujan. Ketiga, menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun pelindung mata. Keempat, perlunya menjaga komunikasi antar lembaga pemerintah daerah, Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan lainnya.