TEMPO.CO, Jakarta – Perusahaan Listrik Negara atau PLN Unit Induk Pembangunan Pembangkit Sumatera (UIPPS) akan membangun jaringan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Hulu Lais, Kabupaten Lebong, Bengkulu.
Manajer Perencanaan UIPPS Harya Sidharta, setelah menggelar konsultasi publik masalah analisis mengenai dampak lingkungan (amdal) pembangunan jaringan listrik di Ruang Pola Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong, Selasa, 6 Februari 2018, mengatakan pemanfaatan energi panas bumi untuk pembangkit listrik ini akan dimulai pada 2021.
Pihak PT PLN, kata dia, akan membangun jaringan listrik saluran udara tegangan tinggi (SUTT) dengan kapasitas 150 kilovolt (KV) dari sumber PLTPB Hulu Lais.
"Nantinya dibangun saluran yang akan melintasi 25 kecamatan dan tersebar di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, dan Kabupaten Kepahiang," ujar Harya.
Baca juga: PLN Kejar Target Elektrifikasi Tercapai di Akhir 2018
Jaringan listrik yang dibangun adalah transmisi, menghubungkan pembangkit listrik dari Hulu Lais ke gardu induk yang ada di Pekalongan, Kabupaten Kepahiang, dan selanjutnya mendistribusikan listriknya ke pelanggan PLN di tiga kabupaten.
Selain itu, listrik yang dihasilkan dari energi panas bumi di Hulu Lais, yang memiliki kapasitas pembangkit 2x55 megawatt (MW), akan didistribusikan ke gardu induk kabupaten/kota lain di Provinsi Bengkulu.
Daya listrik 110 MW ini, Harya memprediksi, akan dapat memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Bengkulu, termasuk untuk pemenuhan kebutuhan listrik bagi industri skala besar.
Adapun proses pembangunan jaringan SUTT itu sendiri, menurut Harya, akan dilakukan PLN pusat. Sebelum pembangunan, akan dilakukan proses pembebasan lahan yang terkena jaringan.
ANTARA