TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Bappenas melakukan penandatanganan kerja sama dengan Indonesian American Society of Academics (IASA) terkait rencana peningkatan pelayanan dan pembangunan di Papua. Penandatanganan kerja sama tersebut akan fokus pada pengembangan pelayanan dasar sekolah berpola asrama dan pelayanan kesehatan jarak jauh (telemedicine).
Menteri PPN, Bambang Brodjonegoro mengatakan bahwa kerja sama ini penting karena mengenalkan konsep pembangunan relatif jarang dilakukan di Indonesia. Apalagi, menurut Bambang, model pembangunan seperti ini dianggap tepat lantaran sesuai dengan kondisi di Papua.
"Di Papua salah satu tantanganya adalah kondisi geografis, karena sukar terjangkau dan penduduknya relatif menyebar," kata Bambang dalam sambutanya pada acara penandatangan tersebut di kantor Bappenas, Jakarta, Rabu, 7 Februari 2018.
Baca: Bappenas Sebut Program Satu Juta Rumah Potensial Dibiayai dengan Green Bonds
Dengan model sekolah berasrama, kata Bambang, akan mengurangi waktu tempuh, jarak yang jauh dan energi yang terbuang bagi anak-anak sekolah. Selain itu, model pelayanan telemedicine juga bisa melakukan efisiensi terkait jumlah tenaga medis dan biaya untuk pembangunan rumah sakit besar akibat penduduk yang menyebar.
Model pembangunan seperti ini rencananya juga akan direplikasi ke wilayah lain di Indonesia selain Papua dengan karakter dan kondisi geografis yang serupa. Hal ini diyakini Bambang bisa mengurangi kesenjangan antar wilayah dan antar kelompok pendapatan.
Chairman IASA, Edward Wanandi mengatakan sudah ada 82 anggota IASA yang berkomitmen untuk terlibat dalam kerja sama ini. Dari jumlah tersebut, ada 25 anggota yang kini masih aktif mengajar akan melakukan kontrol secara bergantian.
Edward mengatakan untuk pelayanan telemedicine, pihaknya akan lima puskesmas di wilayah Papua sebagai proyek awal. Selain itu, pihaknya juga akan melakukan traning kepada tenaga media di RSUD Papua supaya bisa mendukung program ini.
"Kita akan train 6-8 minggu supaya bisa mahir menggunakan alat untuk berkomunikasi," kata Edward dalam acara yang sama.
Sedangkan untuk program, sekolah berasrama IASA akan memanfaatkan sekolah yang ada di Papua dan akan dikembangkan sesuai dengan program. Untuk tahap awal, IASA akan memanfaatkan tiga sekolah menengah atas yang ada di Nabire, Merauke dan Jayapura sebagai pilot project.
"Untuk sekolah berasrama kami akan coba lakukan adjustment untuk kurikulum, karena akan mencoba mengupgrade yang disesuaikan dengan perkembangan teknologi," kata dia.
Untuk program ini, seluruh biaya akan ditanggung oleh IASA secara mandiri. Karena itu, Edward meminta dukungan dari pemerintah khususnya dari Kementerian Komunikasi dan Informatika terutama mengenai jaringan internet di Papua.