TEMPO.CO, Jakarta -Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan depan, 5-9 Februari 2018 diprediksi masih akan bergerak positif meski masih bersifat terbatas. Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan pergerakan tersebut akan ditopang oleh sejumlah aksi beli meski masih terbatas.
"Peluang IHSG untuk bergerak lebih tinggi lagi mulai terbatas. Jika ada sentimen negatif maka akan mudah untuk berbalik arah," kata Reza kepada Tempo, Ahad, 4 Februari 2018.
Reza mengatakan pergerakan IHSG pada pekan depan diperkirakan akan berada pada kisaran level support 6578-6588 dan resisten 6655-6695. Prediksi pergerakan tersebut lebih tinggi dibandingkan pekan sebelumnya yang berada pada level support 6639-6649 dan resisten 6678-6685.
Prediksi tersebut didasarkan pada indikator yang menjukkan adanya pola Hammer. "Pola Hammer terjadi dan terkonfirmasi di area upper Bollinger band area. MACD bergerak naik terbatas. RSI, Stochastic, and William’s %R mendatar di atas batas overbought," katanya.
Untuk itu, kata Reza, diharapkan kondisi IHSG tidak terjadi aksi jual masif agar tidak melemah terlalu dalam. Reza juga meminta investor untuk tetap cermati berbagai sentimen yang dapat menahan peluang kenaikan IHSG serta waspadai potensi pelemahan akibat aksi ambil untung
Pada pekan sebelumnya, berbagai sentimen negatif membuat pelaku pasar cenderung mengamankan posisi dan aksi jual kembali terjadi. Pergerakan IHSG di pekan kemarin berbalik melemah dengan penurunan -0,48 persen atau di bawah dari pekan sebelumnya yang naik 2,62 persen.
Posisi tertinggi terbarunya kembali dicapai meski juga diikuti penurunan pada pergerakan selanjutnya. Adapun high level yang diraih mencapai 6686 di atas sebelumnya di 6677 dan level terendah yang dicapai mencapai 6522 dari sebelumnya 6484.
Pergerakan IHSG pada akhir pekan kemarin tercatat terjadi penguatan lewat aksi beli yang kembali terjadi dengan memanfaatkan pelemahan sebelumnya. Kenaikan ini terjadi di tengah pelemahan pada sejumlah saham-saham di Asia. Masih adanya imbas rilis inflasi yang dianggap stabil memberikan sentimen positif sehingga pelaku pasar masih melakukan aksi beli.