TEMPO.CO, Jakarta - Pertamina EP, anak usaha Pertamina, berhasil meningkatkan laba bersih selama 2017 yang mencapai US$ 615 juta, dibanding 2016 yang tercatat US$ 589 juta, seiring dengan kenaikan harga minyak dunia dan upaya efisiensi yang dilakukan perseroan.
"Pendorong peningkatan laba bersih juga berasal dari stok minyak yang dikeluarkan (dijual) tahun lalu sehingga lifting mencapai 77.900 barel per hari, lebih tinggi daripada target," kata Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf di Jakarta, Rabu, 31 Januari 2018.
Baca juga: Pertamina EP Tambah Produksi Minyak
Menurut Nanang, kenaikan harga minyak dunia yang berada di kisaran US$ 60-70 per barel berdampak positif pada perolehan pendapatan perusahaan selama 2017, yang mencapai US$ 2,77 miliar. Di sisi lain, Pertamina EP juga berhasil menekan biaya produksi hingga 11 persen dan menggenjot kegiatan produksi selama tiga bulan terakhir 2017.
Upaya tersebut membuat total produksi minyak Pertamina EP selama tahun lalu mencapai 77.200 barel minyak per hari (BOPD) dan gas 1.018 MMSCFD.
Meski begitu, Pertamina EP memproyeksikan laba bersih dalam RKAP 2018 sebesar US$ 547 juta dan pendapatan US$ 2,72 miliar, yang berarti lebih rendah daripada realisasi tahun lalu. "Kami memang berharap harga minyak tetap tinggi, tapi harus hati-hati karena kelihatannya kenaikan saat ini bukan disebabkan oleh faktor fundamental," kata Nanang.
ANTARA