TEMPO.CO, Jakarta – Pasca Korea Selatan mengumumkan rencana pelarangan perdagangan uang kripto, harga Bitcoin anjlok sampai di bawah US$ 13.000 pada 11 Januari 2018. Kondisi tersebut semakin runyam kala tokoh besar finansial Warren Buffet menuturkan bahwa uang kripto akan menemui akhir yang buruk.
Menurut Warren, memasuki 2018, Bitcoin akan kesulitan untuk kembali bersama. “Bahkan, bisa sama sekali tidak menampakkan diri di pekan ini,” kata Research Analis FXTM Lukman Otunuga dalam keterangan tertulis pada Jumat, 12 Januari 2018.
Baca: Bitcoin Dilarang di Korea Selatan, Harganya Langsung Anjlok
Lukman mengatakan, dari aspek teknis Bitcoin terlihat mengalami tekanan di grafik harian. Penurunan berkelanjutan ini bisa menyebabkan depresiasi secara terus menerus menuju US$ 12.000, kemudian US$ 10.000.
Di sisi lain harga minyak dunia melonjak ke level tertinggi di pekan ini. Meskipun ada kekhawatiran bahwa reli saat ini mulai melemah. “Harga minyak mentah WTI memasuki level yang tidak pernah tersentuh sejak Desember 2014 yakni di harga $64 pada sesi perdagangan,” kata Lukman.
Ia melihat, sentimen membaik karena persediaan minyak mentah AS turun. Hal tersebut memperjelas bahwa gangguan pasokan signifikan, resiko geopolitik dan optimisme akan pemangkasan produksi OPEC dapat menyeimbangkan pasar merupakan sejumlah faktor di balik bangkitnya minyak.
Harga minyak mungkin akan terus menguat karena optimisme pasar saat ini, namun perlu diingat bahwa peningkatan produksi minyak serpih AS dapat mengekspos minyak ke risiko penurunan. Secara teknis, minyak mentah WTI sangat bullish di grafik harian dengan breakout di atas $64 dapat membuka jalan menuju $65.60.
Simak berita lainnya tentang Bitcoin di Tempo.co.