TEMPO.CO, Jakarta - Wisatawan asal Australia mulai mendominasi jumlah penumpang internasional yang memasuki Bandar Udara Ngurah Rai, Bali, dan menyalip jumlah penumpang asal Cina.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Bandara Ngurah Rai Arie Ahsanurrohim mengatakan perubahan ini terjadi sejak 21 Desember 2017. Namun, untuk kepastian berapa jumlah penumpang asal Australia dan Cina, pihaknya masih menunggu perhitungan hingga pertengahan bulan ini.
Arie menyebut, walaupun pemerintah Cina telah mencabut travel warning ke Bali, masih banyak penumpang asal negara tersebut yang membatalkan penerbangan menuju Pulau Dewata. Saat ini, ada tiga maskapai yang sudah memfasilitasi penerbangan langsung dari Cina menuju Bali, yakni Eva Air, Garuda Indonesia, dan China Airlines.
Baca juga: Jumlah Wisman 2017 Tak Capai Target, Menpar: Akibat Gunung Agung
Rata-rata keterisian penumpang masing-masing pesawat hanya mencapai 60 persen. Padahal biasanya terisi penuh.
Selain itu, pengajuan pesawat carter dari Cina ke Bali juga belum ada hingga saat ini. Padahal pada hari normal bisa tercatat hingga 10 frekuensi selama periode Februari sampai April 2017.
"Yang jelas belum ada official letter penerbangan langsung," kata Arie, Selasa, 9 Januari 2018.
Menjelang perayaan Imlek pada Februari mendatang, pergerakan penumpang asal Cina diharapkan mulai meningkat jumlahnya. Harapan ini berdasarkan pengalaman sebelumnya, yakni setiap perayaan Imlek, jumlah penumpang Cina terus meningkat.
"Kami akan mengamati terus pergerakan wisatawan asal Cina mulai Januari, apakah penumpang memutuskan liburan ke Bali," tutur Arie.