TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menilai manufaktur menjadi salah satu sektor unggulan Indonesia dalam mendorong percepatan pembangunan dan pemerataan ekonomi nasional. Oleh karena itu, Airlangga menekankan pentingnya melakukan transformasi ekonomi, yang menggeser ekonomi berbasis konsumsi menjadi berbasis manufaktur.
“Apalagi, Bapak Presiden juga menyampaikan, kebijakan ekonomi Indonesia harus terus diarahkan pada pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan berkualitas,” kata Airlangga dalam keteranga tertulis yang diterima Tempo, Kamis, 4 Januari 2018.
Baca: Proyeksi 2018: Bersiap Melompat Lebih Tinggi dengan Industri 4.0
Tujuannya antara lain untuk mengurangi kemiskinan dan ketimpangan, serta meningkatkan lapangan kerja sebanyak-banyaknya. Airlangga mengatakan, Kementerian Perindustrian telah memfasilitasi pembangunan kawasan industri khususnya di luar Pulau Jawa. Ia memperkirakan pertumbuhan kawasan Industri di luar Pulau Jawa akan meningkat.
“Pada dua tahun mendatang diprediksi pertumbuhan kawasan industri baru akan terus meningkat dengan dibangun delapan kawasan industri baru di luar Pulau Jawa dengan potensi penyerapan tenaga kerja sebanyak 296,3 ribu orang,” ucapnya.
Airlangga juga berpandangan bahwa Indonesia dalam proporsi ekonominya dapat dikategorikan sebagai sebuah negara industri. Kementrian Perindustrian akan mendorong kualitas tiga faktor utama pendorong industri, yaitu sumber daya manusia (SDM), modal atau investasi, dan teknologi.
Menurut Airlangga Hartarto, peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan salah satu program prioritas pemerintah saat ini setelah pembangunan infrastruktur. “Penyiapan SDM terampil bertujuan untuk membentuk dan menghasilkan tenaga kerja yang sesuai kebutuhan dunia industri. Kami telah melaksanakan pendidikan vokasi yang link and match antara SMK dengan industri,” kata dia.