TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di level 6.251,479 hari ini, Rabu, 3 Januari 2018. IHSG anjlok dengan tingkat pelemahan 1,38 persen atau 87,759 poin dari penutupan sehari sebelumnya.
Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak dalam rentang 6.220,695 hingga 6.342,695 setelah dibuka pada level 6.341,271 pagi tadi. Bursa Efek Indonesia mencatat terjadi 335.828 kali transaksi, 9,618 miliar saham diperjualbelikan, dan nilai transaksi Rp 7,462 triliun. Ada 142 saham mengalami kenaikan, 210 saham tetap, dan 119 stagnan.
Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan penurunan IHSG masih akan menjadi tren karena volume beli masih terlihat lemah. Namun Reza mengatakan kondisi ini wajar setelah IHSG menyentuh level tertinggi.
"Kondisi ini masih wajar seperti biasa, di mana setelah IHSG menyentuh level tertinggi terbarunya, biasanya cenderung terkena aksi ambil untung," katanya dalam rilis yang diterima Tempo pada Rabu, 3 Januari 2018.
Reza berujar pelemahan juga disumbang lelang Surat Utang Negara (SUN) pemerintah di Bank Indonesia hari ini dan rilis inflasi yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Selasa, 2 Januari 2018. BPS merilis data inflasi Desember 2017 sebesar 0,71 persen (month-to-month) dan 3,61 persen (year-on-year).
"Adanya lelang SUN yang menyerap dana Rp 25,5 triliun dari penawaran RP 86,21 triliun, minimnya sentimen setelah IHSG mengalami kenaikan tinggi, dan sehari setelah diumumkannya rilis inflasi Desember 2017 membuat laju IHSG cenderung mengalami pelemahan," kata Reza.
Selain itu, dia melanjutkan, pelemahan juga dipicu banyaknya saham-saham berkapital besar yang masuk jajaran top loser.
"Saham-saham bigcaps yang masuk jajaran top loser turut menurunkan IHSG. Bahkan kembali tercatatnya aksi beli asing dan menghijaunya sejumlah bursa saham Asia tidak cukup kuat mengangkat IHSG," ujarnya. Adapun sejumlah saham yang masih dapat menjadi pilihan, kata Reza, di antaranya AKRA, UNVR, INDF, JSMR, dan PTRO.