TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menargetkan, pada tahun depan, semua desa di wilayah Papua sudah terang benderang teraliri listrik. "Saya tadi sudah perintahkan Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral), nanti juga dibantu PLN, tahun depan, semua desa di tanah Papua harus terang benderang," kata Presiden saat meresmikan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) 20 Megawatt dan PLTMG 50 Megawatt Jayapura di Kelurahan Kaliboho, Kabupaten Nabire, Rabu, 20 Desember 2017.
Jokowi mengungkapkan desa yang belum teraliri listrik hingga saat ini mencapai 3.000, dan 2.000 di antaranya berada di Papua. Jokowi mengakui membangun infrastruktur listrik di Papua tidak mudah karena medannya berat.
"Memang tidak mudah mengerjakan namanya listrik di tanah Papua. medannya sangat berat sekali, tadi kami lihat, bergunung-gunung, kemudian mau membawa tiang listrik saja nyebur ke sungai yang dalam tadi. Artinya, medannya memang sangat berat, bukan karena apa-apa, medannya sangat berat," ucapnya.
Baca juga: Tinjau Pembangunan Bandara, Jokowi Puji Keindahan Nabire
Jokowi juga mengaku telah dilapori bahwa membangun infrastruktur di Papua mahal, tapi harus dikerjakan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. "Saya dilapori Menteri ESDM, membangun satu desa itu Rp 2 miliar. Kalau di tempat lain Rp 1 miliar. Memang lebih mahal. Ini bukan mahal dan murah. Ini keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia," tuturnya.
Jokowi mengatakan untuk rakyat Papua, semua harus dilakukan, seperti bahan bakar minyak satu harga, penurunan harga semen, masalah jalan, layanan kesehatan, dan pendidikan. Seusai acara peresmian, Presiden kembali menegaskan Menteri ESDM telah menyanggupi tercapainya target semua desa di Papua teraliri listrik.
"Di Papua, sebanyak kurang-lebih 2.000 desa akan teraliri listrik, baik listrik PLN maupun listrik solar cell atau tenaga matahari," katanya.
Jokowi mengatakan kolaborasi listrik, baik listrik PLN maupun listrik solar cell, bertujuan mengatasi masalah listrik di Papua.
ANTARA