TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keuangan Bank Rakyat Indonesia Sis Apik Wijayanto mengatakan setelah adanya kerjasama penyediaan fasilitas perbankan dengan perusahaan e-commerce Bukalapak, BRI berencana memberikan pembiayaan atau kredit ke para pedagang Bukalapak. "Segera begitu ada datanya," kata dia di Kantor BRI, Jakarta, Selasa 28 November 2017.
Sis Apik mengatakan kredit itu bakal disalurkan kepada pelapak dengan grade A dan B, alias yang berkualitas sangat baik dan baik. Kualitas itu dilihat dari data transaksi, omzet, kualitas barang, hingga pengelolaan atau manajemen perusahaan. "Kalau ambil skenario pesimis, itu 10 persen dari total pedagang Bukalapak."
Simak: Belanja di Bukalapak, Gratis Ongkos Kirim dengan Grab
Saat ini, tercatat pedagang Bukalapak tercatat sekitar dua juta pelapak. Artinya, dengan skenario itu, pedagang yang bakal dibiayai oleh bank pelat merah itu adalah sekitar 200 ribu pedagang.
Sis Apik berujar dengan mengasumsikan kredit yang disalurkan adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 25 juta, maka dana yang bakal digelontorkan BRI untuk pembiayaan itu adalah sekitar Rp 5 triliun. "Itu potensi yang cukup besar."
Selanjutnya, selain bisa menguntungkan pedagang Bukalapak, melalui kerjasama ini ia berharapa perusahaan dagang online itu bisa mendidik dan membina nasabahnya yang bergerak di bidang usaha mikro, kecil, dan menengah sehingga bisnisnya berkembang.
Senada dengan Sis Apik, CEO Bukalapak Achmad Zaky berharap bakal ada program kerjasama lanjutan, yakni Bank BRI bisa memberikan pembiayaan bagi pelapak di Bukalapak, sementara perusahaan lapak online itu melakukan pendidikan dan pembimbingan bagi nasabah BRI yang bergerak di bidang UMKM sehingga nantinya bisa masuk ke dalam ekosistem Bukalapak.
Dia berujar saat ini perusahaannya memang melakukan pembinaan bagi pelapak-pelapak yang berada di ekosistemnya. Bahkan, kata dia, perusahaannya itu telah membuat kurikulum untuk pembinaan itu. Berdasarkan data, kata dia, pelapak yang melakukan pembinaan rata-rata mengalami peningkatan penjualan hingga 50 persen.
Menurut dia UMKM adalah motor pertumbuhan perekonomian indonesia lantaran hampir 60 persen perekonomian Indonesia ditopang UMKM dan sekitar 90 persen rakyat Indonesia menekuni sektor UMKM.
Dia berharap semakin mudahnya akses keuangan bagi para pelanggan dan pelapak yang merupakan para pelaku UMKM diharapkan dapat membantu kemajuan para pelaku usaha dalam berbisnis.
"Kalau pendapatan UKM naik, katakanlah dari Rp 1 juta menjadi Rp 5 juta, para pelaku UKM bisa naik kelas ke kelas menengah dan sehingga nanti bisa merencanakan pendidikan anak-anaknya," ujarnya bos Bukalapak ini.
CAESAR AKBAR