TEMPO.CO, Jakarta - Proses penggarapan Jalan Tol Solo-Kertosono dipastikan bakal selesai pada akhir tahun ini. Jalan bebas hambatan dengan jarak 90 kilometer itu diharapkan bisa diresmikan pada awal 2018.
“Semua pekerjaan konstruksi akan selesai pada Desember,” kata Direktur Keuangan PT Solo Ngawi Jaya Yudhi Mahyudin, Ahad, 19 November 2017. Selanjutnya, pihaknya tinggal menunggu waktu untuk diresmikan pemerintah, yang diharapkan bisa dilakukan pada awal 2018.
Pada jeda antara Desember dan peresmian, akan dilakukan uji kelayakan oleh kementerian, seperti Kementerian Perhubungan serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. “Jika lolos, baru diresmikan,” kata Yudhi.
Dia mengatakan pengelola belum mengetahui tarif yang akan diterapkan untuk jalan tol tersebut. Pihaknya juga masih menunggu penentuan tarif tol dari pemerintah. “Biasanya terbit menjelang pengoperasian.”
“Kalau berkaca pada tarif Jalan Tol Semarang-Salatiga, tarifnya rata-rata Rp 1.000 per kilometer,” ucapnya. Namun dia kembali menegaskan masalah tarif merupakan kewenangan penuh dari pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum.
Saat ini pihaknya tengah fokus menyelesaikan pembangunan jembatan penyeberangan. “Masih ada 27 jembatan penyeberangan yang belum selesai,” ucap Yudhi. Meski demikian, dia yakin pembangunan akan selesai saat jalan tol itu dioperasikan.
Di Jalan Tol Solo-Kertosono, PT Solo Ngawi Jaya akan mengoperasikan ruas Ngasem hingga Ngawi. Sedangkan ruas Ngawi hingga Kertosono akan dioperasikan PT Ngawi Kertosono Jaya. “Masih satu induk,” katanya.
PT Solo Ngawi Jaya juga menangani pembangunan jalan tol di ruas Salatiga-Solo. “Saat ini pembangunannya baru mencapai 40 persen,” ujarnya. Diperkirakan ruas tersebut baru dapat selesai pada September tahun depan.
"Di sana hambatannya memang lebih banyak,” katanya. Salah satunya mereka harus membangun jembatan dengan bentang 500 meter dan memiliki ketinggian 40 meter.