TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Pindad Abraham Mose mengatakan pendapatan lini produksi PT Pindad terus naik. “Bisnis industrial PT Pindad tahun kemarin bisa menyumbangkan 15 persen dari target kontrak, dan tahun depan kami targetkan 20 persen sampai 25 persen target kontrak dari industrial,” katanya di sela penandatangan naskah kesepahaman Pindad dengan perusahaan manufaktur asal Arab Saudi, Alfanar Company, di Bandung, Jumat, 10 November 2017.
Abraham tidak merinci pendapatan yang diperoleh dari lini bisnis industri tersebut. “Tahun depan, dari RKP, kita paling tidak revenue Pindad di atas Rp 3,2 triliun,” ujarnya.
Direktur Bisnis Produk Industrial PT Pindad Bobby Sumardiat Atmosudirjo mengatakan tren pertumbuhan bisnis industri Pindad terus naik. “Baru tahun ini mencapai 15 persen (dari revenue), mungkin lebih. Minimal 20 persen, dan tahun depan akan semakin meningkat,” ucapnya, Jumat.
Salah satunya, kata Bobby, industri elektrik. Pindad menjadi salah satu badan usaha milik negara perintisnya. “Kami start dengan investasi luar biasa di produk generator. Kemudian bekerja sama dan investasi lagi di peralatan terkait dengan pembangkit listrik, lalu sekarang elektrikal,” tuturnya.
Sejumlah produk diklaim tumbuh bagus. Salah satunya produk ekskavator Pindad. “Ekskavator pada tahun pertama slow. Tahun ini luar biasa. Kita mendapat pesanan 85 unit. Lalu tahun depan insya Allah 200 unit,” katanya.
Bobby mengatakan Pindad juga tengah menyiapkan investasi untuk memproduksi generator, yang selama ini dikerjakan bersama Siemen, yang ditargetkan 100 persen diproduksi sendiri. “Seratus persen diproduksi di fasilitas milik Pindad. Kami mengerjakannya sendiri, mengirimnya, lalu tinggal membayar fee (lisensi pada Siemen),” ujarnya.
Pindad juga tengah menyiapkan produksi generator dengan kapasitas 300 megawatt. “Konsepnya kira-kira sama,” ucapnya.