TEMPO.CO, Washington DC -Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati akan berbicara dalam sejumlah forum dan debat ekonomi selama berlangsungnya pertemuan tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia pada pekan ini, Oktober 2017, di Washington DC. Bukan hanya tentang Indonesia, Sri Mulyani akan satu panggung bersama Managing Director IMF Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim dalam beberapa diskusi mengenai perekonomian dunia.
Rabu siang waktu Washington atau tengah malam tadi waktu Jakarta, misalnya, Sri Mulyani menjadi pembicara dalam diskusi bertajuk "Pertumbuhan Inklusif dan Munculnya Kelas Menengah di Asia Timur dan Sekitarnya". Lalu besok siang, mantan Direktur Eksekutif Bank Dunia ini akan tampil dalam CNN Debate on the Global Economy bersama Lagarde, Menteri Ekonomi dan Keuangan Prancis Bruno Le Marie, Menteri Keuangan Kanada William Morneau, dan Profesor Ekonomi Universitas Harvard Gita Gopinath.
Selain Sri Mulyani, hadir pula dalam pertamuan tahunan di markas pusat IMF dan Bank Dunia kali ini sejumlah petinggi dari Indonesia. Mereka antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro. Ada beberapa forum di mana para pejabat ini akan tampil sebagai pembicara. Salah satunya adalah gala dinner "Voyage to Indonesia 2018" bersama para pelaku bisnis yang tergabung dalam US Indonesia Society (Usindo) dan US Asean Business Council, Rabu malam waktu Washington DC.
Luhut hadir dalam kapasitas sebagai pejabat yang ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi koordinator panitia penyelenggara pertemuan tahunan IMF dan Bank Dunia tahun depan, yang akan berlangsung di Bali. Hajatan besar ini diperkirakan akan menyedot sekitar 18 ribu peserta, termasuk peliput berita dari seluruh dunia ke Bali.
"Ini akan menjadi kesempatan untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia adalah negara yang besar, makmur, terbuka, dan tuan rumah yang ramah," kata Sri Mulyani.
Y. TOMI ARYANTO (Washington DC)