TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono akan meresmikan ruas jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi sepanjang 61,72 kilometer dan tol Palembang- Indralaya sepanjang 22 km. Ruas tol yang akan diresmikan dalam waktu dekat itu diharapkan dapat memperlancar distribusi dan menurunkan biaya logistik barang dan jasa antar wilayah.
"Untuk ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi peresmiannya tinggal menunggu jadwal Presiden saja. Semua sudah siap seratus persen termasuk rambu, marka jalan, dan infrastruktur pendukung jalan tol juga telah dipasang sempurna," ujar Basuki, dikutip dari siaran pers Biro Komunikasi Publik PUPR, Kamis malam, 28 September 2017.
Tol itu dibagi menjadi tujuh seksi. Seksi 1-6 sepanjang 52,85 km terbentang dari Tanjung Morawa hingga Sei Rampah, sementara Seksi 7 di kawasan Sei Rampah-Tebing Tinggi. Pembangunannya ditargetkan rampung pada April tahun depan lantaran masih terkendala pengadaan lahan.
Pembangunan ruas tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi itu dilakukan melalui skema kerjasama pemerintah dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yaitu PT. Jasamarga Kualanamu Tol (JMKT). Dukungan pemerintah berupa konstruksi Seksi 1 pada Simpang Tanjung Morawa - Simpang Perbarakan sepanjang 7,5 km dan Seksi 2 Simpang Perbarakan - Kualanamu sepanjang 7,05 Km dengan anggaran sebesar Rp 1,4 triliun.
Adapun tol Palembang-Indralaya atau disebut Palindra yang panjangnya 22 kilometer diharapkan dapat mendukung konektivitas Asian Games 2018. "Palembang-Indralaya juga sudah sesuai jadwal pembangunannya. Terutama untuk menyambut dan mendukung pelaksanaan Asian Games XVIII yang dilaksanakan di Jakarta dan Palembang tahun depan."
Tol Palindra terdiri dari tiga seksi, yakni seksi I ruas Palembang - Pemulutan, seksi II Pemulutan - Kota Terpadu Mandiri (KTM), dan seksi III KTM – Simpang Indralaya. Pembangunannya dikerjakan oleh PT Hutama Karya (persero) sejak 2015 lalu dengan nilai kontrak sebesar Rp 2,63 triliun.
Tol tersebut merupakan bagian dari Tol Trans Sumatera dari Lampung hingga Aceh yang berada di sisi timur Pulau Sumatera. Menurut Basuki, pembangunan tol Palindra menggunakan teknik konstruksi khusus karena lahan pembangunannya didominasi oleh daerah rawa bergambut. "Yaitu dengan teknologi Vacuum Consolidation Method (VCM) untuk mengurangi kadar air dan kadar udara dalam tanah."
Penyelesaian dengan teknologi lebih cepat 4 bulan dibandingkan dengan metode konvensional yang memakan waktu satu tahun. Pembangunan kedua ruas tol ini diyakini dapat memperkuat struktur perkotaan Medan-Binjai- Deli Serdang-Karo sebagai metropolitan terbesar ketiga di Indonesia. Jalan tol tersebut pun bisa menghubungkan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi nasional di bagian Barat seperti Medan, Bandara Kualanamu, Pelabuhan Kuala Tanjung, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkae, serta akses menuju Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Danau Toba
YOHANES PASKALIS PAE DALE