Sri Mulyani Paparkan Strategi Pembiayaan Utang di 2018

Reporter

Selasa, 22 Agustus 2017 08:30 WIB

Menteri Keuangan, Sri Mulyani, tampak hadir dalam acara sidang tahunan MPR RI, Sidang Bersama DPR RI - DPD RI dan Pidato Presiden dalam rangka penyampaian RAPBN 2018 dimulai. Senayan, 16 Agustus 2017. TEMPO/Maria Fransisca.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mematok defisit sebesar 2,19 persen dalam RAPBN 2018. Artinya, dengan belanja negara yang diperkirakan mencapai Rp 2.204,44 triliun dan pendapatan negara yang ditargetkan mencapai Rp 1.878,4 triliun, defisit itu diasumsikan sebesar Rp 325,9 triliun.

Sri Mulyani mengatakan target defisit tersebut menggambarkan keinginan pemerintah untuk menciptakan APBN yang semakin sehat namun fungsi stabilisasi, alokasi, dan distribusi masih bisa dijalankan secara penuh oleh pemerintah.

"Ini juga untuk merespon masalah utang. Dengan defisit yang ditargetkan lebih rendah dalam RAPBN 2018, concern mengenai utang bisa kami address," kata Sri Mulyani dalam konferensi persnya di Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin, 21 Agustus 2017.

Simak: Sri Mulyani dan Cangkir Nyonya Selalu Benar

Keseimbangan primer, menurut Sri Mulyani, dipatok Rp 78,4 triliun. Angka tersebut menurun dibanding 2017. "Tren ini menunjukkan pembiayaan makin sehat. Kami sangat hati-hati untuk mendesain APBN agar Indonesia terhindar dari krisis utang seperti di banyak negara maju."

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan berujar, untuk membiayai utang pada 2018, pemerintah akan menerbitkan surat berharga negara (SBN) sebanyak Rp 414 triliun dan akan menarik pinjaman luar negeri sebesar Rp 15,4 triliun.

Rencananya, porsi surat utang negara (SUN) akan mencapai 70 persen dan porsi surat berharga syariah negara (SBSN) mencapai 30 persen. "Mata uang masih sama. Rupiah porsinya 75-80 persen dan valuta asing, yakni dolar Amerika Serikat, Euro, dan Yen, porsinya 20-25 persen," tuturnya.

Robert mengatakan pemerintah juga akan menerbitkan obligasi ritel (ORI) dan sukuk ritel (Sukri) pada 2018. Namun, dia belum bisa memastikan apakah sukuk tabungan akan kembali diterbitkan atau tidak pada 2018 mendatang. "Kami launch strategi konkret biasanya pada November," katanya.

Dibandingkan Malaysia dan Brazil, menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut., rasio utang Indonesia relatif lebih rendah, yakni sebesar 27-29 persen. Rasio utang Malaysia mencapai 56 persen dan Brazil 79 persen. Adapun pembayaran bunga utang Indonesia pada 2018 mencapai Rp 247,6 triliun.


"Dari nominal kelihatannya besar. Tapi kalau dibanding total outstanding utang, pembayaran bunga utang Indonesia hanya 5 persen. Dibanding Malaysia, mereka mencapai 5,6 persen dan Brazil 18 persen," kata Sri Mulyani.


ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

7 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

12 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

14 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya