Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap

Reporter

Rabu, 16 Agustus 2017 05:30 WIB

Suasana persiapan kedatangan Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud dari Arab Saudi di Bandara Halimperdanakusuma, Jakarta, 28 Februari 2017. Kunjungan kenegaraan Raja Salman pada 1-9 Maret ke Indonesia diharapkan menjadi momentum untuk mendorong investasi dari Timur Tengah. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Semarang - Potensi investasi lewat perdagangan berjangka ke Indonesia Timur dinilai belum tergarap secara maksimal. Padahal dinamika industri perdagangan berjangka komoditi masih memilki potensi besar untuk berkembang.


“Dan memberi kontribusi perekonomian Indonesia,” kata Direktur utama PT Bursa Berjangka Jakarta Shtepanus Paulus Lumintang, saat sosialisasi perdagangan berjangka komoditi domestik di Semarang, Selasa, 15 Agustus 2017.


Simak: BI Minta Pemerintah Mengarahkan Investasi


Ia mengaku saat ini lembaga jasa investasi yang dinaungi di bawah PT Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) masih sedikit, bahkan untuk Indonesia timur baru sampai di pulau Sulawesi. “Padahal tren investasi ini cenderung lebih mudah,” kata Shtepanus Paulus.


Menurut dia, investasi lewat industri berjangka saat ini sudah mencapai 110 ribu akun baik pasif maupun aktif. Ratusan ribu akun itu menginvestasikan lewat 80 perusahaan perdagangan berjangka atau pialang berjangka.


Advertising
Advertising

Dengan kondisi itu Sthepanus memastikan masih perlu sosialisasi dan edukasi yang konsisten kepada publik agar potensi investasi terealisasi. “Perlu ditekankan ke publik bahwa industru perdagangan berjangka komoditi yang kini ada telah beroperasi di bawah regulasi yang jelas,” katanya.


Sosialisasi yang ia maksud adalah memberi pemahaman ke publik agar terhndar menjadi korban penipuan investasi yang sering terjadi masyarakat pada akhir-akhir ini .


Salah satu perusahaan pialang berjangka PT Rifan Financindo Barjangka (RFB) yang telah beroperasi di Semarang, menyebutkan maraknya penipauan berkedok investasi serta tingginya transaksi ilegal di Indonesia membuktikan masih banyak masyarakat yang belum mengenal secara baik tentang perdagangan berjangka komiditi.


“Terbukti badan pengawas perdagangan berjangka komoditi (Bappeti) telah menutup 81 situs perdagangan berjangka yang melanggar aturan,” kata Chief Business Officer PT Rifan Financindo Berjangka, Teddy Prasetya.


Menurut dia, edukasi dan sosialisasi seagaja dilakukan sebagai anggota Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dan Kliring Berjangka Indonesia (KBI) yang merasa perlu bersama-sama mengedukasi masyarakat bagaimana berinvestasi yang lebih sehat di industri perdagnagan berjangka komoditi.


“Karena selama ini masyarakat masih awam dengan investais perti ini, selama ini investasi yang dikenal baru saham, obligasi, reksadana dan deposito,” kata Teddy.


EDI FAISOL



Berita terkait

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

12 jam lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

12 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

16 jam lalu

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membukukan realisasi investasi senilai Rp 401,5 triliun pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

16 jam lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

3 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

3 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

6 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

6 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya