Bappenas: Percepatan Ekonomi, Elemen Penting Visi di 2045

Senin, 14 Agustus 2017 16:42 WIB

Suasana gedung bertingkat di kawasan Bundaran HI, Jakarta usai diguyur hujan (8/1). Target pertumbuhan ekonomi pada kisaran 6,4-6,9 persen pada tahun 2014 dinilai realistis. Hal ini terkait dengan kondisi ketidakstabilan global yang masih akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional. Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan salah satu elemen penting dalam visi Indonesia pada 2045 adalah percepatan ekonomi. Percepatan ekonomi yang dimaksud di antaranya untuk melepaskan diri dari jebakan pendapatan menengah ke negara berpenghasilan tinggi.

Bambang memperkirakan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,4 persen per tahun. Dengan pertumbuhan ekonomi ini, Indonesia akan menjadi negara berpenghasilan tinggi sekitar tahun 2034 hingga tahun 2045, PDB per kapita Indonesia diperkirakan sekitar US$ 29 ribu dan PDB Indonesia diperkirakan mencapai peringkat ke-5 dunia, atau naik dari peringkat ke-16 pada tahun lalu.

Demi tercapainya visi tersebut, Bambang menekankan pentingnya pelaksanaan kebijakan reindustrialisasi. "Industri manufaktur harus dapat tumbuh rata-rata 7,8 persen per tahun selama 30 tahun ke depan,” ujarnya di acara The 2nd International Conference on Indonesian Economy & Development (ICIED), Jakarta, Senin, 14 Agustus 2017. Sehingga peran industri manufaktur dapat meningkat dari 21 persen di tahun 2015 menjadi sekitar 32 persen pada tahun 2045.

Adapun karakteristik reindustrialisasi yang harus dimiliki adalah industrialisasi yang bisa diintegrasikan dari hulu ke hilir. Sehingga nilai tambah dalam industri manufaktur ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin bagi perekonomian.

Baca: Menteri PPN: Indonesia Bebas Kemiskinan 2045


Dengan integrasi ini, produktifitas industri kecil akan terdorong. Kedua, ekonomi Indonesia diharapkan dapat memanfaatkan ekonomi digital secara optimal dan mendorong inovasi dalam kegiatan ekonomi pada umumnya. Inovasi dan peningkatan digital merupakan faktor penting untuk meningkatkan produktivitas ekonomi.

Ketiga, adanya kebutuhan untuk memperbaiki aspek kelembagaan yang dapat mendorong inovasi. Keempat, pengembangan dan penerapan sains dan teknologi juga perlu ditingkatkan.

Dalam kesempatan itu Bambang juga memberikan tanggapan mengenai perubahan ekonomi global yang terjadi dalam beberapa dekade. “Negara-negara yang diakui sebagai negara berkembang di tahun 1970-an, seperti Korea Selatan, Taiwan, Singapura, dan Hong Kong. Saat ini sudah bisa dikatakan sebagai salah satu negara yang sudah maju,” katanya.

Di tahun 2015, kekuatan ekonomi baru bisa mencapai 55 persen output global atau lebih tinggi dari tahun 1980 yang hanya mencapai 34 persen. Pemerintah berharap di tahun 2050 angkanya dapat mencapai 70 persen dengan negara-negara Asia menjadi motor utama yang memberi kontribusi 54 persen dari global output.

M JULNIS FIRMANSYAH | RR ARIYANI

Berita terkait

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

1 jam lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

2 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

4 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

9 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

9 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

9 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

11 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

12 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya