Pembeli usai berbelanja di waralaba Seven Eleven di kawasan Taman Puring, Jakarta, 13-9, 2012. TEMPO/Subekti.
TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengomentari tutupnya gerai 7-Eleven atau Sevel per 30 Juni 2017. Menurut Airlangga, gerai tersebut tutup karena rugi, bukan disebabkan larangan penjualan minuman beralkohol di minimarket.
"Sevel kan perusahaan swasta. Sebetulnya informasi yang kami dapat adalah terkait dengan persoalan internal. Pasar memang ada penurunan. Tapi mungkin proyeksinya terlalu agresif pada waktu itu," kata Airlangga di Kompleks Widya Chandra, Jakarta Selatan, Senin, 26 Juni 2017.
Airlangga menuturkan Sevel sudah beberapa kali mencoba memasuki pasar Indonesia. Pertama kali, kata dia, menemui hambatan. "Ini yang kedua kalinya dan sangat agresif. Tentu keagresifannya itu baliknya ke laba and ruginya serta itu urusan perusahaan swasta," ujarnya.
Menurut Airlangga, masalah perusahaan swasta bermacam-macam. Pertama, rencana bisnis terlalu agresif. Kedua, masalah pengelolaan. Ketiga, masalah pemegang saham. "Untuk mendapatkan market share, tidak semuanya mencerminkan keuntungan," katanya.
Karena itu, menurut Airlangga, tinggal seberapa kuat pemegang saham menginvestasikan dananya. "Pemegang sahamnya kan bermacam-macam dan punya time frame yang berbeda untuk return of investment. Jadi ini murni kasus swasta saja," tuturnya.
PT Modern Internasional Tbk bakal menutup semua gerai 7-Eleven atau Sevel di bawah manajemen anak usahanya, PT Modern Sevel Indonesia, mulai 30 Juni 2017. Menurut Direktur PT Modern Internasional Chandra Wijaya, penutupan gerai karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki.
Keterbatasan sumber daya tersebut terjadi setelah batalnya rencana akuisisi aset dan bisnis Sevel dari PT Modern Sevel Indonesia oleh PT Charoen Pokphand Restu Indonesia.
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
11 hari lalu
Tak Khawatirkan Dampak Konflik Iran-Israel, Airlangga: Belum Ada Apa-apa
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menilai masyarakat Indonesia tak perlu khawatir soal imbas konflik Iran-Israel. Dia mengatakan potensi eskalasi konflik kedua negara tersebut belum diketahui, sehingga pemerintah belum mengambil keputusan apapun.
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
11 hari lalu
Erick Minta Pertamina Cs Borong Dolar di Tengah Konflik Iran-Israel, Airlangga: TIdak Bijak
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal antisipasi Menteri BUMN Erick Thohir terhadap imbas ekonomi dari konflik Iran-Israel. Erick menginstruksikan BUMN yang memiliki porsi utang luar negeri yang besar untuk segera membeli dolar Ameria Serikat dalam jumlah besar.