Penjelasan Sri Mulyani Mengenai Kerangka Asumsi Makro RAPBN 2018

Reporter

Selasa, 6 Juni 2017 18:58 WIB

Menteri Keuangan yang juga Ketua Pansel OJK Sri Mulyani usai bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, 13 Maret 2017. Pansel OJK menyerahkan 21 nama calon anggota Dewan Komisioner OJK kepada Presiden untuk selanjutnya diajukan kepada DPR guna menjalani uji kelayakan dan kepatutan. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Anggaran DPR menggelar rapat kerja bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional / Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, dan Gubernur Bank Indonesia Agus D.W. Martowardojo.

Dalam rapat tersebut, Selasa, 6 Juni 2017, pemerintah di antaranya menyampaikan kerangka asumsi makro untuk Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018. Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi tahun depan diproyeksikan mencapai 5,4-6,1 persen.

"Outlook 2017 5,1-5,3 persen, dan itu jika dilihat dari sisi agregat permintaan," ujarnya, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa,6 Juni 2017. Sri menuturkan target pertumbuhan itu akan ditopang oleh perbaikan ekspor, dan pertumbuhan sejumlah sektor ekonomi Indonesia.

Simak: Temui Presiden, Sri Mulyani Bahas APBN

"Sektor jasa akan kami jaga untuk tetap tumbuh tinggi, pertama fokus di sektor pertanian dengan tetap menjaga momentum pertumbuhan tahun ini," katanya. Tahun depan sektor pertanian diprediksi dapat tumbuh 3,6-4 persen. Kemudian pertumbuhan sektor pertambangan dijaga tetap ideal di 1,4-1,7 persen.

Sri melanjutkan untuk sektor perbankan tahun depan diperkirakan sudah dapat memulai ekspansi kembali, pasca melewati pukulan meningkatnya kredit macet karena harga komoditas yang anjlok dan menyebabkan banyak pengusaha yang menjadi debitur perbankan collaps, beberapa waktu lalu.

Tahun depan, pertumbuhan kredit perbankan diprediksi dapat mencapai 11-13 persen. "Pemerintah juga akan tetap menjaga belanja modal terutama untuk investasi di bidang infrastruktur dan hal-hal yang meningkatkan produktivitas ekonomi," ucapnya.

Baca: Sri Mulyani Katakan Data Saldo Rp 200 Juta Tidak Terkait Paja

Selanjutnya, inflasi di 2018 diperkirakan berada pada kisaran 2,5-4,5 persen. Sri mengatakan rentang tersebut masih cukup lebar, dan pemerintah juga akan terus mengawasi kinerja inflasi sepanjang tahun ini. "Kami perkiraman masih ada tekanan dari faktor administered prices, kabar baik dari volatile food yang mengalami deflasi, diharapkan dapat berkontribusi terhadap inflasi."

Sri berujar nilai tukar pada asumsi makro RAPBN 2018 ada di posisi 13.500-13.800. Menurut Sri, untuk memprediksi nilai tukar harus berhati-hati dan memperhatikan tren pertumbuhan ekonomi global. Kemudian, dari sisi risiko kata dia yang perlu diwaspadai adalah dari tingkah laku pelaku pasar modal dan pasar uang. "Terutama geopolitik yang terjadi di Timur Tengah ini dapat memberikan dampak permanen terhadap suatu nilai tukar," ujarnya.

Baca: 2018, Pemerintah Bidik Pertumbuhan 6,1 Persen

Suku bunga Surat Perbendaharaan Negara (SPN) tiga bulan ditargetkan sebesar 4,8-5,6 persen. Sri mengatakan cost of money atau cost of borrowing tahun ini diharapkan dapat lebih rendah. "Faktor yang menjadi sentimen dalam hal ini adalah capital flow atau hal lainnya yang sifatnya geopolitis."

Beralih ke harga minyak mentah Indonesia atau Indonesia Crude Price (ICP) pada asumsi makro RAPBN 2018 ditargetkan US$ 45-60 per barel. "Harganya agak sulit diprediksi, 2016 harga minya sudah menurun dan mencapai bottom-nya, pertanyaannya apakah akan terus meningkat atau agak lama di bottom," katanya.

Sri melanjutkan produksi minyak dan gas Indonesia belum akan meningkat besar. Adapun untuk lifting minyak bumi adalah 771-815 ribu barel per hari, dan untuk lifting gas bumi sebesar 1,19-1,23 juta barel setara minyak per hari (bsmph).

GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

5 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

8 jam lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

18 jam lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

1 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

3 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

3 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

3 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya