Menteri Keuangan Sri Mulyani (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (kanan) sebelum mengikuti rapat terbatas tentang Persiapan Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Kantor Presiden, Jakarta, 3 Mei 2017. Pertemuan IMF dan World Bank tersebut akan dihadiri sekitar 15 ribu delegasi dari 189 negara. ANTARA FOTO
TEMPO.CO, Jakarta -Daftar nama calon anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK OJK) dikritik karena didominasi birokrat. Ketua Panitia Seleksi Dewan Komisioner OJK, Sri Mulyani, mengatakan setiap calon dipilih melalui seleksi.
Menurut Sri Mulyani, pansel memilih 882 pelamar berdasarkan empat tahapan. Tahapannya dimulai dari administrasi lalu rekam jejak, masukan masyarakat, dan uji kesehatan. Setelah itu, setiap peserta melalui tahap wawancara.
"Jadi itu adalah hasil yang pansel anggap terbaik yang bisa kami peroleh dari para kandidat," kata Sri Mulyani di Kompleks DPR, Jakarta, Rabu, 31 Mei 2017.
Menteri Keuangan berharap calon anggota memiliki kompetensi yang sesuai. Calon juga diharapkan memiliki tingkat integritas dan kepemimpinan yang cukup untuk menjaga sektor keuangan.
Sri Mulyani menambahkan sektor keuangan merupakan sektor penting untuk menunjang perekonomian. Sektor keuangan mampu menciptakan kesempatan kerja dan membangun kepercayaan. "Sehingga kami memilihnya berdasarkan yang terbaik."
Kritik terhadap calon anggota DK OJK disampaikan Ekonom Rizal Ramli. Dia menilai birokrat jarang bisa menjadi agen kemajuan. Rizal menilai, calon yang terpilih seharusnya berasal dari luar birokrat.
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
1 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.