Target Pertumbuhan Ekonomi di RAPBN 2018 Dianggap Tak Realistis  

Reporter

Sabtu, 20 Mei 2017 01:25 WIB

Diskusi Solusi Ekonomi digelar INDEF di Veteran Resto, Jakarta, 30 Mei 2016. TEMPO/Lucky Ramadhan

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Dzulfian Syafrian, mengatakan target pertumbuhan ekonomi nasional dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2018 sebesar 5,4-6,1 persen tidak realistis. Target ini disampaikan pemerintah melalui Menteri Keuangan dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat pada Sabtu pagi, 20 Mei 2017.

Menurut Dzulfian, target tersebut terlalu ambisius. Padahal pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (Jokowi-JK) kerap memasang target tinggi, tapi berulang kali gagal dalam mewujudkannya.

Baca juga: Optimistis, Jokowi Patok Ekonomi 2018 Tumbuh Hingga 6,1 Persen

Ia mencontohkan saat masa kampanye 2014. Ketika itu, Jokowi-JK lantang menjanjikan akan membawa perekonomian Indonesia di atas 7 persen. Padahal saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya di kisaran 4 persen. “Faktanya, hingga saat ini perekonomian hanya tumbuh 4-5 persen, bahkan dalam setahun pertama hanya di bawah 5 persen,” kata Dzulfian dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Mei 2017.

Contoh lainnya saat Jokowi-JK menetapkan penerimaan negara dari pajak begitu tinggi pada 2015-2016. Padahal, menurut dia, saat itu harga minyak sedang jatuh dan penerimaan pajak stagnan.

“Walhasil, konsekuensi target asal tembak seperti ini justru membuat pemerintah kesulitan sendiri, terlilit sarung sendiri,” ujarnya.

Menurut Dzulfian, akibat target penerimaan negara yang tidak realistis ini, muncullah kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) yang dianggap menyakiti rasa keadilan sosial masyarakat karena membuat para pengemplang pajak justru diberi karpet merah.

Dzulfian memprediksi, pada 2017, perekonomian nasional hanya tumbuh di kisaran 5,1-5,3 persen. Adapun prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan hanya di kisaran 5,2-5,4 persen. “Menurut saya, ini target yang lebih realistis, tapi tetap optimistis dan tidak terkesan pesimistis,” ucapnya.

AHMAD FAIZ



Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

3 hari lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

3 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

8 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

8 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

8 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Ekonom Senior INDEF Sebut Indonesia Harus Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Meski tidak bersinggungan secara langsung dengan komoditas pangan Indonesia, namun konflik Iran-Israel bisa menggoncang logistik dunia.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

11 hari lalu

Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel, Ekonom: Prioritaskan Anggaran untuk Sektor Produktif

Di tengah konflik Iran-Israel, pemerintah mesti memprioritaskan anggaran yang bisa membangkitkan sektor bisnis lebih produktif.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

11 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya