Perusahaan Singapura Luncurkan Plaster Pengobatan untuk Pasar RI

Reporter

Editor

Setiawan

Kamis, 18 Mei 2017 01:00 WIB

Ilustrasi anak terluka/patah tulang. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Produsen perawatan kesehatan asal Singapura, Haw Par Corporation Limited terus melakukan penetrasi pasar di Indonesia. Setelah sukses dengan produk balsam merek, Tiger Balm, How Par Corp meluncurkan plaster pengobatan untuk pasar Indonesia.

Baca: Pemerintah Jual Bawang Rp 25 Ribu, Pedagang Mengaku Rugi

Melihat kesuksesan pemasaran Tiger Balm, A K Han, Direktur Eksekutif Haw Par Corporation Limited optimistis, produk plaster pengobatan, Tiger Balm Plaster akan diminati konsumen."Saya percaya konsumen Indonesia akan menghargai konsep produk baru seperti plaster obat karena kebutuhan mereka di dunia yang bergerak serba cepat ini," ucapnya dalam keterangan tertulis, Rabu 17 Mei 2017

Tiger Balm Plaster dikembangkan dengan menggunakan teknologi hydrogel. Racikan plaster obat ini dari perpaduan unik bahan herbal yang tidak mengandung methyl salisilat. Herbal yang digunakan antara lain adalah eucalyptus dan minyak cengkeh.

Plaster obat yang tersedia dalam dua varian dingin dan hangat ini ucap Han, tidak hanya efektif mengurangi rasa sakit dan nyeri, tetapi juga mudah digunakan dan tidak menimbulkan bau. "Plaster obat ini memang dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup modern masyarakat Indonesia," katanya.

Riena Tambunan, atlet lari internasional mengaku merasakan manfaat dan kegunaan produk Tiger Balm, baik yang berbentuk balsam maupun plaster. Produk ini tepat digunakan, baik saat berlari marathon ataupun saat menjalankan latihan fisik sehari-hari. Menurut Riena yang kerap mengikuti lomba marathon internasional seperti Boston Marathon 2017, Berlin Marathon 2016, dan London Marathon 2015 menggunakan Tiger Balm Plaster baik yang hangat dan dingin secara bergantian.

Baca: Turunkan Harga Rumah, Pemerintah Bentuk Bank Tanah

Han belum bisa menyebutkan berapa banyak produk plaster pengobatan yang akan dilepas untuk pasar Indonesia. Setiap tahun perusahaan menjual lebih dari 50 juta produk Tiger Balm Plaster ke seluruh dunia antara lain ustralia, Jerman, Hong Kong, Jepang, Swedia, Thailand, Inggris, dan Amerika Serikat. Produk ini sendiri menjadi brand nomor satu dalam penjualan plaster pengobatan di Singapura, Hong Kong, dan Thailand.

SETIAWAN ADIWIJAYA

Berita terkait

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

14 Maret 2023

Kembangkan Industtri Farmasi demi Harga Obat yang Terjangkau

Pemerintah diminta mengembangkan industri farmasi untuk menurunkan harga obat.

Baca Selengkapnya

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

13 Maret 2023

Potensi Kampus dalam Kembangkan Industri Farmasi

Pihak akademisi selalu membutuhkan masukan dari industri farmasi mengenai hal-hal apa saja yang perlu dikembangkan demi kepentingan masyarakat.

Baca Selengkapnya

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

5 Maret 2023

JKN Buka Peluang Terciptanya Kedaulatan Industri Farmasi

Kemandirian industri farmasi kesehatan dapat dicapai dengan cara penguatan manufaktur farmasi dalam negeri, revitalisasi penyediaan bahan baku obat serta riset dan pengembangan inovasi farmasi dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

13 Februari 2023

Berikut Pendidikan yang Harus Ditempuh untuk Menjadi Apoteker

PP No. 51 tahun 2009 mendefenisikan apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker.

Baca Selengkapnya

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

13 Februari 2023

13 Februari Sebagai Hari Persatuan Farmasi Indonesia, Simak Sejarahnya

Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) didirikan di Yogyakarta pada 13 Februari 1946 oleh Zainal Abidin yang kemudian diangkat sebagai Ketua PAFI.

Baca Selengkapnya

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

7 Desember 2022

Menperin: Industri Farmasi Kuasai Pasar Domestik, Tapi 90 Persen Bahan Bakunya Masih Impor

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan saat ini industri farmasi nasional telah menguasai pasar obat sekitar 89 persen.

Baca Selengkapnya

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

3 Desember 2022

Industri Farmasi Mengaku Terpukul Selama Obat Sirup Ditarik dari Peredaran

Sebelumnya, obat sirup dilarang beredar karena mengandung etilen glikol dan dietilen glikol yang tidak sesuai batas yang diatur BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

2 Desember 2022

BPOM Umumkan 172 Obat Sirup Bisa Diedarkan Kembali, Cek Daftarnya

BPOM menyatakan 172 produk obat sirup dari 22 industri farmasi telah memenuhi ketentuan, sehingga dapat kembali diedarkan.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

24 November 2022

BPOM Ungkap Alasan Perusahaan Farmasi Jadi Tersangka Kasus Gagal Ginjal Akut

Togi menyatakan lima perusahaan tersebut menciptakan larutan obat sebanyak 400 hingga 700 kali di atas ambang batas. Jadi penyebab gagal ginjal akut.

Baca Selengkapnya

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

17 November 2022

BPOM Ungkap Indikasi Adanya Kejahatan Obat di Industri Farmasi Indonesia

Kepala BPOM Penny K Lukito mengatakan ada gap atau celah dalam sistem keamanan dan mutu obat dari hulu ke hilir.

Baca Selengkapnya