Pengrajin menyelesaikan pemahatan patung kayu di Ubud, Bali, Selasa (22/11). Sertifikasi hasil kerajinan kayu di Bali dinilai membantu industri yang didominasi Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) ini untuk menembus pasar ekspor. ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc/16.
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mendorong para pelaku UKM meningkatkan pengelolaan keuangannya. Sebab, pengelolaan keuangan menjadi salah satu kunci untuk memperbesar bisnis UKM.
Terutama para pelaku KUMKM yang akan naik kelas dari usaha mikro menjadi usaha kecil. Deputi Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Koperasi dan UKM, Prakoso BS, menyarankan pengusaha tersebut memperhatikan manajemen pengelolaan keuangan usahanya.
"Artinya, bila sudah naik kelas menjadi usaha kecil, pengelolaan keuangan usaha harus diatur dengan lebih baik lagi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Mei 2017.
Prakoso mengatakan pelaku UKM juga hendaknya mulai memanfaatkan penjualan dalam jaringan alias daring melalui e-commerce. Hal itu bertujuan memperluas jaringan pemasaran sekaligus meningkatkan kinerja usaha.
"Jangan pernah menunda-nunda untuk mulai masuk ke dunia pemasaran melalui e-commerce, karena memang sekarang sudah memasuki era digital," ucapnya.
Prakoso menuturkan Kementerian Koperasi dan UKM akan terus melakukan program pendampingan bagi usaha mikro dan kecil, khususnya bagi usaha mikro yang akan naik kelas. Bentuk pendampingan itu seperti pelatihan mengemas produk sehingga mudah diterima di pasar.
"Hal ini karena salah satu kunci sukses sebuah produk diterima oleh pasar adalah faktor kemasan. Kemasan produk tak boleh lagi asal-asalan. Produk berkualitas akan semakin bernilai bila unsur kemasan juga menjadi perhatian utama," katanya.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.