Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri (kiri) saat diskusi rekomendasi penghapusan BBM jenis Premium atau Ron 88, di Jakarta, 27 Desember 2014. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Universitas Indonesia, Faisal Basri, memprediksi ekonomi kuartal I 2017 tak akan bertumbuh di atas 5 persen. "Kalau dilihat data, sepertinya di bawah 5 persen," katanya saat mengikuti diskusi tentang Harga Ketimpangan Ekonomi di Tempo, Jakarta, Kamis, 4 Mei 2017.
Faisal mengatakan industri manufaktur besar saat ini sedang melemah. Ekspor dan impor Indonesia pun sedang tidak dalam kondisi maksimal meski harga komoditas sedang membaik.
Menurut Faisal, investasi juga tidak berpengaruh banyak terhadap pertumbuhan ekonomi. Sementara goverment spending tidak bisa mengangkat pertumbuhan ekonomi karena kontribusinya hanya sembilan persen."Satu-satunya pendongkrak pertumbuhan hanyalah konsumsi masyarakat," ucapnya.
Melihat kondisi tersebut dan pengaruh global, Faisal pesimistis target pertumbuhan ekonomi pemerintah tahun ini tercapai. "Perkiraan saya tidak bisa mencapai target."
Menurut Faisal, pertumbuhan ekonomi paling tinggi tahun ini diperkirakan sama seperti tahun lalu yaitu 5 persen. Sementara pemerintah menargetkan bertumbuh 5,1 persen.
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
9 hari lalu
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
13 hari lalu
Faisal Basri Tanggapi Airlangga Hartarto soal Produksi Beras Anjlok 5,88 Juta Ton karena El Nino: Bluffing Luar Biasa
Faisal Basri mengkritik statment Airlangga Hartarto dalam sidang sengketa Mahkamah Konstitusi yang menyebut produksi beras di Indonesia turun karena El Nino.