Risalah The Fed Dorong Saham Wall Street Turun

Reporter

Editor

Sugiharto

Kamis, 6 April 2017 08:12 WIB

Ilustrasi mata uang dolar AS. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, New York - Saham-saham Amerika Serikat membalikkan keuntungan awal menjadi berakhir lebih rendah pada Rabu (Kamis pagi WIB), karena Wall Street mencerna risalah dari pertemuan Federal Reserve AS pada Maret di tengah sejumlah data ekonomi.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 41,09 poin atau 0,20 persen menjadi ditutup pada 20.648,15 poin. Sementara itu, indeks S&P 500 kehilangan 7,21 poin atau 0,31 persen menjadi berakhir di 2.352,95 poin, dan indeks komposit Nasdaq merosot 34,13 poin atau 0,58 persen menjadi 5.864,48 poin, lapor Xinhua.

Risalah dari pertemuan The Fed menunjukkan para pejabat Fed ingin mulai menghapus neraca besar bank sentral 4,5 triliun dolar AS pada tahun ini.

Baca:
KCIC dan HSRCC Resmi Garap Kereta Cepat Jakarta Bandung
Diperbolehkan Ekspor, Harga Saham Freeport Naik 2,3 Persen
Kronologi Tarik Ulur Izin Khusus PT Freeport Indonesia
Penyebab Bukit Asam Setop Operasi hingga 6 Bulan


Menurut risalah, para pembuat kebijakan menegaskan kembali pendekatan untuk menormalisasi kebijakan moneter Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang diumumkan September 2014.

"Asalkan ekonomi terus berkinerja di sekitar seperti yang diharapkan, sebagian besar peserta mengantisipasi bahwa kenaikan bertahap suku bunga federal fund akan berlanjut dan menilai bahwa perubahan kebijakan reinvestasi Komite kemungkinan akan tepat pada akhir tahun ini," demikian risalah The Fed.

Para analis mengatakan bahwa pelepasan neraca signifikan karena ukurannya yang menakjubkan dan dampaknya bisa saja terhadap pasar, karena langkah itu sendiri akan berarti kenaikan suku bunga.

Di sisi ekonomi, lapangan kerja sektor swasta AS meningkat sebesar 263.000 pekerjaan dari Februari ke Maret, disesuaikan secara musiman, jauh di atas konsensus pasar 185.000 pekerjaan, menurut Laporan Pekerjaan Nasional ADP untuk Maret yang dirilis pada Rabu, 5 April 2017.

Angka ADP secara luas dilihat sebagai pra-indikator untuk laporan penggajian (payrolls) non pertanian yang akan diumumkan pada Jumat (7/4). Para analis mengatakan pekerjaan non pertanian mungkin juga lebih baik dari yang diharapkan.

Sementara itu, Indeks Non Manufaktur AS tercatat 55,2 persen pada Maret, di bawah ekspektasi pasar 57, lembaga riset Institute for Supply Management (ISM) mengatakan dalam survei bulanannya, Rabu, 5 April 2017.

ANTARA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

26 menit lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

9 jam lalu

Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

19 jam lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

20 jam lalu

Prabowo Terima Telepon Menteri Pertahanan AS, Berikut Profil Lloyd Austin

Presiden terpilih Prabowo Subianto menerima telepon dari Menhan AS. Berikut jenjang karier dan profil Lloyd Austin.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

1 hari lalu

Konflik TikTok dengan AS Makin Panas: ByteDance Mau Jual?

Bagaimana nasib TikTok di AS pasca-konflik panas dan pengesahan RUU pemblokiran aplikasi muncul di sana?

Baca Selengkapnya

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

1 hari lalu

Makin Meluas Kampus di Amerika Serikat Dukung Palestina, Ini Alasannya

Berbagi kampus di Amerika Serikat unjuk rasa mendukung Palestina dengan tuntutan yang seragam soal protes genosida di Gaza.

Baca Selengkapnya

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

1 hari lalu

Jokowi Keluhkan Banyak Masyarakat Berobat ke Luar Negeri, Ini 3 Negara Populer Tujuan Wisata Medis WNI

Presiden Jokowi mengeluhkan hilangnya Rp 180 triliun devisa karena masih banyak masyarakat berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

1 hari lalu

Menteri Pertahanan Amerika Serikat Telepon Prabowo Subianto Ucapkan Selamat

Menteri Pertahanan Amerika Serikat kembali menyampaikan ucapan selamat dari Joe Biden kepada Prabowo Subianto atas kemenangan di pilpres 2024

Baca Selengkapnya

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

1 hari lalu

AS Larang TikTok: Perlawanan ByteDance sampai Daftar Negara yang Mencoret Aplikasi Top Itu

Amerika Serikat resmi melarang TikTok karena alasan keamanan jika ByteDance tidak melakukan divestasi sahamnya. Perusahaan Cina itu melawan.

Baca Selengkapnya