Pengamat Yakini Kenaikan Bunga The Fed Berdampak Sementara

Reporter

Sabtu, 18 Maret 2017 10:36 WIB

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada mengatakan, nilai tukar rupiah yang terkoreksi terhadap dolar AS memberikan sentimen negatif bagi pasar saham domestik sehingga indeks BEI tertahan penguatannya. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kenaikan suku bunga acuan bank sentral Amerika (Fed Fun Rate) sebesar 0,25 basis point ke posisi 1 persen hanya berdampak temporer. Sejumlah investor atau pelaku pasar keuangan mampu mengantisipasi keputusan tersebut jauh-jauh hari.



Ekonom PT Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy, mengatakan nilai tukar rupiah justru stabil selepas kebijakan The Fed. Saat pengumuman berlangsung, nilai tukar rupiah menguat tipis ke level Rp 13.317 dari Rp 13.364 per dolar AS. Hingga kemarin, rupiah turun sedikit ke level Rp 13.342.


"Selain sudah diantisipasi pelaku pasar, suku bunga riil Indonesia masih lebih menarik dibanding Amerika," kata Leo, Jumat 17 Maret 2017.


Bukan hanya itu, kata Leo, surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar US$ 1,32 miliar sepanjang Februari menjadi penekan gejolak pasar. "Surplus dapat menutup arus portofolio aliran dana keluar (outflow) dan membatasi volatilitas rupiah,” ujarnya.


Analis senior dari PT Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan nilai tukar rupiah bakal menguat setelah stagnan pada Februari-Maret. Sentimen kenaikan suku bunga The Fed justru mengurangi ketidakpastian pasar dalam beberapa bulan terakhir.


"Tingkat suku bunga 7-Days Reverse Repo Bank Indonesia yang tidak berubah diharapkan turut membantu penguatan lanjutan rupiah," kata dia. Reza mengatakan sikap pelaku pasar yang tidak panik berimbas pada penurunan imbal hasil Surat Utang Negara (SUN).


SUN dengan tenor pendek (1-4 tahun) rata-rata mengalami penurunan yield -3,15 basis point, tenor menengah (5-7 tahun) turun 5,72 basis point, dan tenor panjang (8-30 tahun) turun 1,71 basis point.Bank Indonesia menilai suku bunga acuan repo 7 hari (7 Days Repo Rate) di level 4,75 persen mampu menahan risiko global.


Dengan tingkat inflasi rendah dan arus modal masuk (capital inflow) mencapai US$ 2,1 miliar atau Rp 28,02 triliun, gejolak ekonomi tak akan terjadi. "Return dari surat berharga masih positif bagi pelaku pasar,” kata Kepala Kebijakan Ekonomi Moneter Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo.


VINDRY FLORENTIN | ANGELINA ANJAR SAWITRI | PUTRI ADITYOWATI















Berita terkait

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

4 hari lalu

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Bank Mandiri: Penting di Tengah Ketidakpastian dan Fluktuasi Global

Bank Mandiri merespons soal kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI).

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

6 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Mentah Indonesia Terjun, Suku Bunga Tinggi dan Mobil Listrik Biang Kerok

11 Januari 2024

Harga Minyak Mentah Indonesia Terjun, Suku Bunga Tinggi dan Mobil Listrik Biang Kerok

Harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada Desember 2023 terjun jadi USD75,51 per barel.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

15 Desember 2023

Sri Mulyani: Ekonomi Global hingga Akhir Tahun Masih Diliputi Ketidakpastian

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan kondisi perekonomian global masih diliputi ketidakpastian sampai dengan akhir tahun ini.

Baca Selengkapnya

Bos Bank Indonesia Blak-blakan Terus Pertahankan Suku Bunga Acuan

30 November 2023

Bos Bank Indonesia Blak-blakan Terus Pertahankan Suku Bunga Acuan

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyatakan akan mempertahankan suku bunga acuan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Naik Jadi 6 Persen, Cicilan KPR Kapan Ikutan Naik?

24 Oktober 2023

Suku Bunga Naik Jadi 6 Persen, Cicilan KPR Kapan Ikutan Naik?

Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga acuan menjadi 6 persen. Apakah ini akan berdampak ke cicilan KPR?

Baca Selengkapnya

Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Picu Pelemahan IHSG, Khususnya Sektor Berikut

20 Oktober 2023

Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia Picu Pelemahan IHSG, Khususnya Sektor Berikut

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat pagi masih melemah. Analis mengatakan pelemahan ini dipengaruhi oleh kenaikan suku bunga Bank Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin menjadi 6 Persen

19 Oktober 2023

Bank Indonesia Naikkan Suku Bunga Acuan 25 Basis Poin menjadi 6 Persen

Bank Indonesia alias BI menaikkan suku bunga acuan BI-7 Day Reverse Repo Rate alias BI7DRR sebensar 25 basis poin menjadi 6 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di Level 5,75 Persen

21 September 2023

Ekonom Prediksi Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di Level 5,75 Persen

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi Bank Indonesia tetap mempertahankan suku bunga acuan atau BI7DRR di level 5,75 persen. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya

Australia Prihatin terhadap Perekonomian Cina

27 Agustus 2023

Australia Prihatin terhadap Perekonomian Cina

Pemerintah Australia mengawasi Cina dengan cermat di tengah "kekhawatiran" tanda-tanda pelemahan ekonomi yang dapat membebani perekonomian negaranya.

Baca Selengkapnya