TEMPO.CO, New York - Harga minyak berjangka Amerika Serikat ditutup menguat pada akhir perdagangan Senin, waktu New York (Selasa pagi WIB, 28 Februari 207). Kenaikan didorong keyakinan investor bahwa harga-harga komoditas akan semakin naik di masa mendatang.
Menurut Komisi Perdagangan Komoditas Berjangka Amerika (CFTC), para manajer investasi semakin meyakini harga minyak mentah Amerika akan semakin naik (bullish) sehingga harga minyak mentah pekan lalu, 21 Februari 2017, ditutup di level tertinggi. Namun para analis menyatakan kenaikan harga akan dibatasi data-data pasokan minyak di Negeri Abang Sam juga meningkat.
Menurut data yang dirilis perusahaan jasa ladang minyak, Baker Hughes, rig pengeboran Amerika yang diklasifikasikan sebagai pengeboran minyak bertambah lima menjadi 602 rig pada pekan lalu. Ini adalah pertama kalinya rig minyak Amerika melampaui 600 sejak Oktober 2015.
Patokan Amerika, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April naik US$ 0,06 menjadi menetap US$ 54,05 per barel di New York Mercantile Exchange.
Sementara minyak mentah jenis Brent North Sea, yang menjadi patokan global untuk pengiriman April, harganya turun US$ 0,06 menjadi US$ 55,93 per barel di London ICE Futures Exchange.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.