Sri Mulyani Klaim Ekonomi Indonesia Tidak Buruk

Reporter

Kamis, 23 Februari 2017 15:37 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan sambutan pada acara LPDP EduFair 2017 di Gedung Dhanapala, Kementerian Keuangan, 31 Januari 2017. Tempo/Destrianita

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia sebagai negara berkembang memiliki pertumbuhan ekonomi yang tidak buruk. Bahkan, menjadi salah satu negara yang memiliki pertumbuhan tinggi dalam satu dekade terakhir.

Menurut Sri Mulyani, karena dalam kurun waktu sepuluh tahun, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berada di kisaran 5,6 persen meski sempat diwarnai krisis pada 2008 dan 2009. “Kalau ada satu negara yang tumbuh tinggi itu penghargaan. Bahkan krisis itu menjadi depresment seperti yang terjadi di 1930,” katanya di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis, 23 februari 2017.

Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi 2016 Sebesar 5,02 Persen

Namun kata Sri Mulyani, pada saat yang sama perlu juga dikritisi. Semenjak bergabung dalam pemerintahan sebagai Kepala Bappenas, Menteri Keuangan di era SBY, dan Direktur Pelaksana Bank Dunia, dan kembali lagi menjadi Menteri Keuangan, menurutnya, kualitas pertumbuhan patut untuk diteliti. Karena untuk Indonesia, dampak 1 persen dari pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan juga tidak selalu sama.

Sri Mulyani mencontohkan, pada 2011 sampai 2012, angka kemiskinan turun. Yakni setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi, kemiskinan turun sebesar 0,106 persen. Sedangkan untuk periode 2013 hingga 2015, terjadi kemerosotan. Yakni dari 1 persen pertumbuhan ekonomi hanya menurunkan kemiskinan sebesar 0,033 persen.

“Jadi merosotnya cukup tajam. Sebetulnya kalau dilihat di 2013-2015 itu masa harga komoditi menguat, kemudian turun. Ini pasti berpengaruh dengan Indonesia, karena suka atau tidak, ekonomi Indonesia masih tergantung dan diwarnai komoditas ini,” ujar Sri Mulyani.

Simak: Menkeu: Kalau Freeport Berhenti, Jatuh Sahamnya

Sri Mulyani menambahkan, jika dilihat dari sisi kemiskinan, maka kantong kemiskinan di Indonesia masih terkonsentrasi di pedesaan. Meskipun jika dilihat dalam skala besar, kemiskinan tetap terkonsentrasi di luar pulau-pulau Jawa, terutama di wilayah Maluku dan Papua yang mencapai 21,9 persen. Hal tersebut membuat pemerintah dilematis dalam membicarakan alokasi anggaran dan belanja negara.

Menurut Sri Mulyani, setiap kali pemerintah mengeluarkan kebijakan yang berhubungan dengan alokasi anggaran, maka by devote akan terkonsentrasi di Jawa. Sehingga banyak anggota DPR yang menanyakan di luar pulau Jawa, terutama di wilayah luas tapi densitynya sangat kecil. “Ini bukan suatu berpihak atau tidak berpihak, tapi ini tantangan kebijakan setiap rupiah di APBN untuk diletakkan dimana, dan diletakkan dalam bentuk apa. Karena itu berarti sekali.”

DESTRIANITA



Berita terkait

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

1 jam lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

1 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

17 jam lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

22 jam lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

23 jam lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

1 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

1 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

2 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

3 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya