Risalah The Fed Dirilis, Wall Street Ditutup Bervariasi

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 23 Februari 2017 09:05 WIB

REUTERS/Lucas Jackson

TEMPO.CO, New York - Saham-saham di Wall Street diperdagangkan dalam kisaran sempit dan berakhir bervariasi pada Rabu, 22 Februari 2017 waktu New York (Kamis pagi WIB, 23 Februari 2017), karena para investor mencerna risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Dewan Gubernur Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed).

Indeks Dow Jones Industrial Average naik 32,6 poin atau 0,16 persen menjadi ditutup pada 20.775 poin. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 2,56 poin atau 0,11 persen menjadi berakhir di 2.362 poin, dan indeks komposit Nasdaq merosot 5,32 poin atau 0,09 persen menjadi 5.860 poin.

Baca : Menguat Tipis, Performa Kurs Rupiah Terburuk di Asia

Para pedagang terus memantau risalah hasil pertemuan para pejabat The Fed untuk petunjuk lebih lanjut tentang kapan dan berapa kali bank sentral akan menaikkan suku bunga tahun ini. Dalam risalah tersebut diungkapkan para pejabat The Fed mengungkapkan keyakinan mereka dalam perekonomian dan mengharapkan kenaikan suku bunga berikutnya akan segera diputuskan. Para pejabat Fed juga menekankan ketidakpastian kebijakan pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

"Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) mengharapkan menaikkan suku bunga segera, tetapi menunggu data sebelum memutuskan kapan tepatnya," kata Chris Low, kepala ekonom di FTN Financial.

Gubernur The Fed, Janet Yellen, pekan lalu mengatakan bahwa menunggu terlalu lama untuk menaikkan suku bunga bisa memaksa bank sentral untuk menaikkan suku bunga lebih cepat. Langkah itu akan beresiko mengganggu pasar keuangan dan mendorong ekonomi ke dalam resesi.

Baca : Analis: IHSG Berpeluang Menguat Meski Terbatas

FOMC dijadwalkan bertemu pada 15 Maret. Menurut alat FedWatch CME Group, persentase ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga pada Maret mencapai 17,7 persen.

Saham-saham AS memperpanjang kenaikannya pada Selasa, 21 Februari 2017 lalu dan mencetak rekor tertinggi baru, karena investor terutama mempertimbangkan sejumlah laporan laba perusahaan.

Pasar ekuitas AS telah membukukan keuntungan tajam sejak Trump memenangkan pemilihan presiden November lalu, karena investor bertaruh bahwa ia akan mengejar pemotongan pajak perusahaan besar-besaran, melakukan deregulasi dan belanja infrastruktur.

ANTARA

Berita terkait

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

8 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

13 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

45 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

26 Oktober 2023

2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

7 Oktober 2023

Transaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal

Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya