Aturan Sistem Pembayaran Nasional Rampung Triwulan I - 2017

Reporter

Jumat, 27 Januari 2017 14:56 WIB

Deputi Direktur Program Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aloysius Donanto Herry Wibowo dan analis kebijakan publik, Agus Pambagyo, dalam NgobrolTempo di The Terrace, Senayan, Jakarta, 27 Januari 2017. Tempo/Angelina Anjar Sawitri

TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Direktur Program Sistem Pembayaran Bank Indonesia Aloysius Donanto Herry Wibowo mengatakan penyusunan peraturan mengenai sistem pembayaran nasional atau National Payment Gateway (NPG) telah memasuki tahap akhir. Saat ini, tim hukum BI tengah memperkuat draf peraturan tersebut.

"Kami intensif berdiskusi dengan tim legal untuk melihat apakah ada yang perlu diperkuat di sisi legal drafting. Pak Gubernur (Agus Martowardojo) menargetkan setidaknya Februari ini harus keluar karena pokok-pokok pengaturan sudah diputus pada Desember," kata Donanto dalam Ngobrol @Tempo di The Terrace, Senayan, Jakarta, Jumat, 27 Januari 2017.

Baca: 10 Berita Global dan Domestik yang Dicermati Investor

NPG adalah suatu sistem yang menyatukan dan mendukung bank-bank nasional melayani nasabahnya dan transaksi yang dilakukan menggunakan perangkat e-commerce.

Donanto menegaskan, sistem pembayaran tersebut akan memastikan bahwa yang paling diuntungkan adalah masyarakat. Saat ini, sebaran sistem pembayaran sudah luas, tapi tidak merata. "Kebutuhan layanan pembayarannya juga sangat beragam, tapi yang basic saja belum tentu tersedia sampai di ujung," tuturnya.

Donanto menambahkan, NPG nantinya akan mencakup interkoneksi antara switching dan integrasi layanan pembayaran, seperti kliring dan settlement. "Distribusi payment device sudah demikian banyak. Ini harus diutilisasi dengan baik sehingga daya tumbuh, daya tahan, dan daya saing sistem pembayaran tercapai."

Selain itu, kata Donanto, NPG ditujukan untuk memperluas akses layanan kepada masyarakat berpenghasilan rendah terhadap sistem pembayaran. "Dan juga masyarakat yang kebutuhannya hanya untuk transaksi di dalam negeri. Tidak semua orang Indonesia butuh transaksi di luar negeri," ujar Donanto.

Simak: Dilarang Ekspor, Freeport Ancam Gugat Pemerintah

Analis kebijakan publik, Agus Pambagyo, meminta BI menyusun peraturan terkait dengan NPG dengan sebaik-baiknya, termasuk aturan pelaksanaannya. "Sehingga, ketika terjadi dispute, ngurutnya gampang. Kalau bisa juga mencakup sampai 10-15 tahun ke depan. NPG memang harus memudahkan hidup kita," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 jam lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

16 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

1 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

1 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

4 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya