Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik Direktur Intelijen Perpajakan Direktorat Jenderal Pajak Peni Hirjanto di Kementerian Keuangan, Jakarta, 29 November 2016. Tempo/Angelina Anjar Sawitri
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati akan melibatkan sejumlah stakeholder dalam reformasi pajak. Para stakeholder akan dilibatkan pula saat menentukan tim reformasi pajak.
Tim reformasi pajak itu dibentuk menyusul ditangkapnya salah satu pegawai Direktorat Jenderal Pajak, Handang Soekarno, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). "Tim reformasi yang akan kami umumkan harus ada ownership yang penuh dari aparat pajak. Kalau dari luar, tidak akan bertahan lama. Namun harus melibatkan stakeholder, apakah peneliti atau counterpart," kata Sri Mulyani dalam Sarasehan 100 Ekonom Indonesia di Fairmont, Jakarta, Selasa, 6 Desember 2016.
Sri Mulyani berujar, tujuan reformasi pajak adalah menciptakan regulasi yang dapat memberikan kepastian terhadap institusi pajak. "Persoalannya adalah how to design sequence-nya. Sebab, kalau ada institusi yang belum kredibel diberi otonomi, orang khawatir dia akan semakin powerfull," tuturnya.
Dalam reformasi pajak, menurut Sri Mulyani, peningkatan kualitas sumber daya manusia juga penting. "Rekrutmen, promosi, rotasi, itu penting. Saya dapat masukan yang meresahkan karena promosi ada yang dikatakan tidak melalui proses. Ini pekerjaan rumah buat kita, masalah struktur organisasi," ujarnya.
Reformasi pajak, Sri Mulyani mengatakan, juga mencakup perbaikan basis data. Menurut dia, tax amnesty penting dalam rangka menambah basis data. Tax amnesty juga penting untuk meningkatkan kepercayaan terhadap Direktorat Jenderal Pajak. "Selama ini, orang khawatir kalau kasih data ke Pajak, akan eksploitasi."
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
2 hari lalu
Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah
Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.