Boediono: APBN Sering Jadi Sasaran Tarik-menarik Politik

Rabu, 30 November 2016 18:16 WIB

Mantan Wakil Presiden RI Boediono menyampaikan paparannya dalam Indonesia Economic Outlook 2016 di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, 12 November 2015. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan periode 2001-2004, Boediono, mengatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) selama ini merupakan sasaran tarik-menarik politik. "Saya berpesan agar hati-hati supaya tidak lepas kendali lagi," katanya dalam Seminar Nasional Tantangan Pengelolaan APBN dari Masa ke Masa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 30 November 2016.

Boediono menceritakan, pada 1950-1960, APBN menjadi bagian dari suatu problem, bukan suatu solusi. Pada waktu itu, kata dia, APBN lepas kendali. "Mula-mula tidak terlalu berat. Tapi pada pertengahan 1960 lepas kendali. Ini menjadi tantangan luar biasa bagi pengelola setelah itu," kata Wakil Presiden di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tersebut.

Pada akhir 1960, menurut Boediono, pemerintah berprinsip agar APBN tidak menjadi penyebab krisis. Pada era Presiden Soeharto, muncul konsep anggaran belanja berimbang untuk menghindari APBN lepas kendali karena tarik-menarik politik. "Ini kan ada uang banyak dan menentukan apa dan siapa yang mendapatkan manfaat terbesar," tuturnya.

Saat ini, untuk menjaga APBN, pemerintah mengikuti standar internasional di mana terdiri atas penerimaan, pengeluaran, dan defisit. Hal itu, menurut Boediono, tercantum dalam Undang-Undang Keuangan Negara. "Defisit tidak boleh melebihi 3 persen. Itu kita jiplak dari Uni Eropa. Hutang juga tidak boleh melebihi 60 persen. Nah ini juga jiplak," katanya.

Dalam seminar nasional yang diselenggarakan dalam rangka Hari Oeang Republik Indonesia ke-70 ini, hadir mantan Menteri Keuangan di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 2005-2010 dan juga Menteri Keuangan saat ini, Sri Mulyani Indrawati. Dalam acara tersebut, hadir pula mantan Menteri Keuangan periode 2013-2014, Chatib Basri.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

3 hari lalu

Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, BTN Usulkan Skema Dana Abadi

PT Bank Tabungan Negara (BTN) usulkan skema dana abadi untuk program 3 juta rumah yang digagas Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

4 hari lalu

Penjelasan Kemenkeu soal Prediksi Kenaikan Rasio Utang jadi 40 Persen pada 2025

Kemenkeu merespons soal kenaikan rasio utang pemerintah terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2025.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

4 hari lalu

Terkini Bisnis: Rekrutmen CASN 2024, Hati-hati Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya

Pemerintah berencana membuka pendaftaran calon aparatur sipil negara atau CASN untuk tahun 2024, yang dibagi dalam dua tahap.

Baca Selengkapnya

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

5 hari lalu

Cina Garap Kereta Cepat Jakarta-Surabaya, Pengamat: Hati-hati, Jangan Pakai APBN Lagi

Indonesia kembali menggandeng Cina di proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya. Jangan sampai menggunakan APBN lagi seperti kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Selengkapnya

Sekda Pemkab Sukabumi Dorong Efektifitas Pengelolaan APBN

6 hari lalu

Sekda Pemkab Sukabumi Dorong Efektifitas Pengelolaan APBN

Ade Suryaman, menghadiri acara penting terkait penyaluran TKD dan pemberian penghargaan kinerja di Aula Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Sukabumi pada Senin, 22 April 2024.

Baca Selengkapnya